text generator

Jumat, 24 Februari 2017

Perkara Perpanjangan STR Perawat

Perkara Perpanjangan STR Perawat

Saya baru tersadar saat seorang teman kampus menanyakan tentang Surat Tanda Registrasi (STR) perawat yang kami miliki akan segera hangus tahun 2017. Wah iya juga, tahun depan ternyata gak kerasa udah mau lima tahun aja, pikir saya. Berhubung banyak isu yang tidak jelas, akhirnya saya memicu teman-teman angkatan di grup Whatsapp untuk berdiskusi mengenai hal ini. 

Narasumber yang menjawab insya Allah terpercaya sebab memang berkecimpung dan berkaitan langsung dengan hal ini.








HASIL TANYA JAWAB:
  1. Kita belum punya akun online di simkppni apa kita mesti daftar lagi? Kan dulu kita dah bayar iuran pas dines di rs...
Jawab: lihat NIRa (nomor induk registrasi anggota PPNI) berapa? Masuk ke website simK-PPNI username-nya: NIRA anda sendiri, password: password
Jika sudah berhasil masuk ke menu profil anda untuk lengkapi biodata dan mengganti password.
jika NIRa tidak bisa jadi username, mohon konfirmasi ke tempat pendaftaran awal, apakah NIRA nasional? atau nira lokal? yg bisa login hanya nira nasional.
Jika belum punya NIRa maka yang harus dilakukan registrasi lagi ke PPNI komisariat tempat bekerja atau area kerja/domisili (misal kerja di RSCM maka Tanya lagi NIRa perawatnya RSCM)


  1. Kalau kita daftar onlen apa langsung dapet kartu anggota juga? Tentu dengan membayar uang sekian rupiah sesuai syarat
Jawab: Isi data bisa via online, tapi harus datang atau komunikasi DPD PPNI kabupaten/ kota apakah data sudah masuk atau belum? *jadi data yang sudah kita isi di cek ulang gitu, udah bener tercatatkah di PPNI nah setelah itu minta kartu anggota ke DPD PPNI kabupaten atau kota. Oh iya, tidak lupa untuk membayar biaya pendaftaran awal sebesar Rp 360.000 ya. Dibayarkan sih harusnya ke PPNI tempat kita mendaftarkan diri secara online ataupun tidak.

Ini penjelasan dari salah seorang teman anggota komisariat PPNI:
NIRA dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI yang berlaku secara Nasional. Seorang perawat yang memiliki NIRA berarti perawat tersebut telah tercatat sebagai Anggota PPNI yg punya legitimasi di mata hukum dan undang-undang. Besaran uang pangkal bagi anggota baru Rp. 100.000 ditambah iuran anggota sebesar Rp. 200.000 + Rp. 60.000 (untuk ICN/ International Council Nursing) jadi total pembayaran untuk menjadi anggota PPNI Rp. 360.000 (Rp. 100.000 uang pangkal & Rp. 260.000 iuran /tahun) hal ini sesuai dengan amanah AD/ART PPNI.
Kemanfaatannya sbg perlindungan hukum kita dan advokasi kalau terjadi sesuatu. Selain itu dana di buat utk membangun kesekretariatan, jaringan komunikasi, membayar lawyer, dll.

  1. Yang wajib punya STR siapa aja sih? Pelaksana kan ya tentunya,, klo dosen2 gtu pada punya STR gak sih?
Jawab: Perawat pelaksana sudah pasti harus punya STR, dosen jika punya jam praktik berarti harus punya STR juga.

  1. Syarat perpanjang STR gimanakah? Katanya harus punya 25 point SKP minimal... dan punya kartu anggota yg dari daftar onlen itu. Kalo kita ga bisa dapetin SKP 25 gimana? Klo kita ga punya kartu anggota gimana?
Jawab:
Syarat perpanjangan STR bisa konfirmasi ke MTKI, hanya salah satu syarat adalah surat rekomendasi dari PPNI provinsi dengan mengumpulkan berkas sbb:

  1. harus punya NiRa aktif yang tercantum dalam kartu anggota PPNI
  2. mengisi formulir laporan evaluasi diri
  3. surat permohonan verifikasi SKP yang ditujukan ke DPD PPNI kab kota
  4. berkas pendukung/ bukti 25 skp (sertifikat ilmiah, dll)
  5. berkas dari nomor 1-4 diajukan ke PPNI kab kota untuk dapat verifikasi skp,
  6. jika sudah diverifikasi PPNI kab kota akan memberikan feedback/ jawaban: apakah pengaju memperoleh 25 skp dan bisa direkomendasikan perpanjang STR
  7. jika kurang dari 25 skp, PPNI kab kota akan memberikan modul yang diisi oleh pengaju

Kalau tidak punya kartu anggota aktif PPNI berupa NIRa ya daftar dulu dan dapatkan nomor NIRa-nya ya temans. Lalu begini ceritanya kalau kita tidak punya SKP sebanyak 25 SKP:

Untuk perpanjang dibutuhkan 25 SKP. 5 SKP bisa didapat dari pengalaman kerja mengelola pasien 1 SKP tiap tahun. Pengalaman kerja mengelola pasien dibuktikan dengan Surat keterangan atasan yang berwenang. 

20 SKP lainnya bisa dikumpulkan dari kegiatan ilmiah, pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat.
1)    Kegiatan ilmiah berupa seminar, workshop, lokakarya, pelatihan (yang memiliki SKP pelatihan yg dikeluarkan PPNI)
2)    Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan bisa berupa penelitian (luaran berupa laporan penelitian), publikasi penelitian (luaran berupa manuskrip yang terdapat didalam jurnal), menulis buku, menerjemahkan buku, dan presentasi oral (luarannya berupa surat undangan presentasi oral, jadwal acara dan sertifikat acara tsb)
3)    Sedangkan PENGMAS berupa Partisipasi dalam pemberdayaan masyarakat melalui bentuk-bentuk kegiatan sosial, penanggulangan bencana dan anggota pokja kegiatan keprofesian
Ø  Bukti:
a.    Surat keputusan atau surat tugas dari atasan/pihak yang berwenang
b.    Laporan kegiatan yang disahkan oleh penanggung jawab kegiatan

Ø  Berpartisipasi sebagai pengabdian profesi per tahun
Bukti:
a.Kartu anggota yang masih aktif dan telah melunasi iuran anggota PPNI
b.Mengikuti satu kali rapat kerja, munas, muswil dan atau daerah yang diselenggarakan oleh PPNI

Ø  Bekerja di DTPK
Bukti:
a.    Surat keputusan atau surat tugas dari atasan/pihak yang berwenang

Hal penting lainnya:
1)    Perpanjanglah STR pada tahun berakhirnya tapi jangan sampai lewat tanggal kadaluarsanya ya.
2)    Perhitungan SKP dari point mengelola pasien di RS (sebagai pelaksana) itu penting dan baiknya ada walaupun tidak sampai lima tahun praktik. SKP sisanya bisa diambil dari point lain. *Jika tidak ada sama sekali sih saya juga kurang tahu harus gimana ya*
3)    Pengalaman kerja mengelola pasien dibuktikan dengan Surat keterangan atasan yang berwenang (Ini masih belum jelas apakah SK atau surat keterangan pernah bekerja/ surat yang pernah resign). Oleh sebab itu, baiknya semua surat yang berkaitan dengan keterangan bekerja dikumpulkan saat akan diverifikasi oleh PPNI biarkan verifikator yang menilai langsung sah atau tidaknya surat kita.

post by http://www.shivadevy.com/

Senin, 08 September 2014

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL



BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Tanggal dirawat           : 02-12-2013
Tanggal pengkajian      : 02-12-2013
 Ruang rawat                : Camar
I.                   IDENTITAS KLIEN
Nama                     : Sdr. I
Umur                     : 20 th
Alamat                  : dsn. Kanor, Tuban
Pendidikan            : SMK
Agama                   : islam
Status                    : Belum menikah
Pekerjaan               : tidak kerja
Jenis kelamin         : laki-laki
No. RM                 : 098432
Diagnosa medis     : F.20.13 ( skizofrenia hebiprenik episodik berulang)

II.                Alasan masuk
a.       Data Primer
-          Pasien mengatakan tidak tahu alasan dibawa ke RSJ dan pasien diam bila ditanya sakit apa.
b.      Data sekunder
Pasien dibawa ke RSJ karena marah, mengancam keluarga, bicara dan tersenyum sendiri, keluarga pasien mengatakan jika pasien sering mengurung diri dikamar, curiga dengan orang lain.

III.             RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR PRESIPITASI
Pasien sering mengurung diri di kamar karena merasa malu pada tetangga sebab tidak kuliah dan hanya lulusan SMK sehingga pasien merasa curiga dan merasa digunjing oleh orang lain akibatnya pasien sering marah-marah, mengancam dan membanting benda di sekitarnya.

IV.             FAKTOR PREDISPOSISI
1.      Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
YA. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah gangguan jiwa ± 1 tahun yang lalu dan dibawa berobat jalan di RSUD dr. Soetomo.
2.      Pengobatan sebelumnya?
Kurang berhasil. Keluarga pasien mengatakan bila pasien dibawa berobat jalan di RSUD dr. Soetomo, tapi ± 9 bulan yang lalu pasien berhenti minum obat.
3.      a. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang).
  Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit fisik.
b.Pernah ada riwayat NAPZA
  keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengonsumsi NAPZA
c.Riwayat trauma
 keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah trauma aniaya fisik, aniaya       seksual, kekerasan dalam rumah tangga, tindakan kriminal, maupun usaha bunuh  diri.
Masalah Keperawatan: resiko tinggi kekerasan
4.      pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1.      anggota keluarga yang yang gangguan jiwa?
Tidak ada. Keluarga pasien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada

V.                PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 02-12-2013
1.      Keadaan umum
Saat baru datang di ruang camar kesadaran pasien compos mentis, penampilan rapi dan memakai kacamata, pasien tampak bersih, memiliki postur tubuh tidak terlalu tinggi, rambut pendek.

2.      Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/80  mm/Hg                     suhu                             : 36°C
Nadi                : 84 x/menit                             Respiration rate           : 20x/menit
3.      Ukur
Berat badan  : 60 kg
Tinggi badan : 170 cm
4.      Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik.

VI.             PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1.      Genogram
 







Laki - Laki
Perempuan
Pasien
Tinggal Serumah

Jelaskan :
Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal serumah dengan ibu dan kedua adiknya. Pasien anak pertama dan ayahnya di surabaya. Pola asuh bebas dan jarang dikontrol. Bila pasien ada masalah tidak bercerita pada ibu atau adiknya.
Masalah Keperawatan: Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
2.      KONSEP DIRI
a.       Citra tubuh
Pasien mengatakan jika ia menyukai tubuhnya karena mirip dengan tubuh brimob.
b.      Identitas
pasien mengatakan jika dirinya adalah ikhsan dan berjenis kelamin laki-laki
c.       Peran
Pasien emngatakan tidak pernah mengikuti kegiatan masyarakat seperti karang taruna.
d.      Ideal diri
Pasien mengatakan jika imgin kuliah namun tidak kesampaian. Sehingga pasien merasa malu pada orang lain.
e.       Harga diri
Pasien mengatakan malu karena tidak bisa kuliah sehingga pasien merasa sering digunjingkan oleh orang lain.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah situasional

3.      HUBUNGAN SOSIAL
a.       Orang yang berarti atau terdekat
Pasien mengatakan punya teman dekat namanya supri, tapi sejak lulus SMK pasien tidak berteman dengannya. Pasien tidak punya teman dekat di RSJ. Pasien sering terlihat diam dan berdiri sendiri di dekat pintu.
b.      Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan tidak pernah ikut kegiatan masyarakat atau kelompok, pasien sering mengurung diri di kamar rumahnya. Saat berada di RSJ pasien sering menyendiri dan berdiri di depan pintu. Pasien diam dan tidak mau berkomunikasi.
c.       Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan jarang berhubungan dengan orang lain sebab dia merasa malu tidak bisa kuliah sehingga dia merasa sering digunjing orang lain.
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial

4.      SPIRITUAL
a.       Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan bila agamanya islam
b.      Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan bila sekarang tidak pernah beribadah.

VII.          STATUS MENTAL
1.      Penampilan
Rapi. Pasien berpenampilan rapi saat tiba di ruang camar. Pasien berambut pendek, memakai kaos putih kotor dan lusuh, memakai kacamata hitam. Pasien menggunakan celana pendek.
Masalah Keperawatan: defisit perawatan diri

2.      Pembicaraan
Cepat dan keras. Dibuktikan dengan pasien berbicara dengan tempo cepat dan bernada keras seperti orang yang marah namun apa yang dibicarakan tidak sesuai realita, seperti mengaku dirinya adalah profesor doktor dan brimob.
Masalah Keperawatan: kerusakan komunikasi verbal

3.      Aktivitas motorik/psikomotor
Pasien sering berdiri di dekat pintu dan menyanyi-nyanyi.

4.      Afek dan Emosi
a.       Afek
Labil. Dibuktikan dengan pasien tiba-tiba tersenyum sendiri namun tiba-tiba langsung diam kemudian marah.
Masalah Keperawatan: Kerusakan komunikasi verbal

b.      Emosi
Marah. Dibuktikan dengan selama wawancara pasien berbicara tempo cepat dan keras seperti orang marah dan pasien juga sempat mengancam dengan kata “kalau anda tidak menurut dengan saya tempat ini akan saya bom”.

Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

5.      Interaksi selama wawancara
Curiga. Saat wawancara pasien terlihat curiga pada kawan bicara dibuktikan dengan kalimat “kamu itu adalah perawat. Tahu apa tentang saya, saya adalah profesir. Kamu sekolah Cuma jadi perawat jadi kamu tidak bakal percaya dengan gelar saya”.
Masalah Keperawatan: Kerusakan interaksi sosial

6.      Persepsi – sensorik
Pasien  tidak mengalami halusinasi dan ilusi.
Masalah Keperawatan: tidak ada

7.      Proses Pikir
a.       Arus pikir
-  Flight of idea. Dibuktikan dengan saat ditanya lulusan apa? Pasien menjawab saya adalah jenderal brimob dan ayah saya adalah jenderal besarnya.
Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir : waham kebesaran

b.      Isi Pikir
Pikiran isolasi sosial. Pasien mengatakan malu karena hanya lulusan SMK dan merasa digunjing oleh orang lain. Pasien terlihat sering menyendiri dan diam di dekat pintu.

c.       Bentuk pikir
Non realistik. Dibuktikan dengan pasien sering mengatakan jika dirinya adalah profesor doktor dan jenderal brimob.
Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir

8.      Kesadaran
-          Kualitatif : GCS : E=4      V=5     M=6
                  Compos mentis
-          Kuantitatif: berubah. Dibuktikan dengan saat mandi dan berganti pakaian pasien tidak malu melakukannya di depan umum.

9.      Orientasi
Waktu                         : pasien mengatakan bila sekarang adalah pagi hari.
Tempat            : pasien mengatakan bila sekarang berada di RSJ.
Orang              : pasien tahu bila lawan bicaranya adalah perawat.
Masalah Keperawatan: Tidak ada

10.  Memori
Gangguan daya ingat jangka pendek (1 hari – 1 bulan). Dibuktikan dengan pasien mampu menceritakan lauk sarapannya pagi ini. Pasien tidak tahu alasan dia dibawa ke RSJ 2 hari yang lalu. Tapi mengaku kalau ke RSJ ada kunjungan kerja.
Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir : waham kebesaran

11.  Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mampu berhitung secara sederhana. Dibuktikan dengan pasien bisa berhitung secara sederhana, dibuktikan dengan pasien mampu menjawab 1+1=2, 2+2=4, 2x2=4, 10:2= 5.

12.  Gangguan penilaian
Pasien mampu menilai secara sederhana ditandai dengan pasien menjawab mandi dulu baru makan.

13.  Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita. Dibuktikan dengan pasien menyangkal bila dikatakan sakit jiwa, pasien mengatakan di RSJ karena ada kunjungan kerja.
Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir

VIII.       KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1.      Makan
Bantuan minimal. Dibuktikan dengan pasien mau makan bila diingatkan. Porsi makan pasien habis. Pasien mengatakan lauk sarapan adalah telur.

2.      BAB/BAK
Bantuan minimal. Pasien mampu BAB/BAK secara mandiri.


3.      Mandi
Bantuan mnimal. Pasien mampu mandi sendiri bila diingatkan waktunya mandi pasien mengatakan sudah mandi.
Masalah Keperawatan: defisit  perawatan diri

4.      Berpakaian/berhias
Pasien mampu berpakaian sendiri tanpa disuruh.

5.      Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama         : 14.00 s/d 15.00 WIB
Tidur malam, lama      : 21.00 s/d 05.00 WIB
Bila sedang tidak tidur pasien biasanya berdiri di dekat pintu sambil ngomong sendiri.

6.      Penggunaan obat
Bantuan minimal. Pasien mampu dan mau minum obat secara teratur asal diingatkan dan obat diberikan.

7.      Pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bila sering membiarkan pasien tidak minum obat ketika dirumah tapi mereka sering mengawasi kegiatannya.

8.      Aktivitas dalam rumah
Ketika di rumah menurut keluarga ± 1 minggu pasien sering mengurung diri di kamar.

9.      Aktivitas di dalam rumah
Saat di rumah menurut keluarga pasien sering mengurung diri di dalam rumah.

IX.             MEKANISME KOPING
Maladaptif =˃ merokok
Dibuktikan dengan keluarga pasien mengatakan bila pasien sering  merokok bila sedang ada masalah.
Masalah Keperawatan: koping individu tidak efektif

X.                MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
-          Masalah dengan dukungan kelompok spesifiknya pasien mengatakan tidak mendapat dukungan dari kelompok, seperti dukungan agar dia menjadi brimob.
-          Masalah berhubungan dengan lingkungan: pasien mengatakan bahwa tetangganya sering menggunjing dia, sehingga dia jarang berhubungan dengan lingkungannya.
-          Masalah dengan pendidikan : pasien mengatakan jika dia lulus SMK. Keluarga pasien mengatakan bila pasien ingin kuliah tapi keluarga tidak mampu membiayai.
-          Masalah dengan pekerjaan : pasien mengatakan bila ± 1 tahun pasien tidak bekerja.
-          Masalah dengan perumahan : pasien mengatakan jika dia nyaman tinggal di rumahnya.
-          Masalah dengan ekonomi : pasien mengatakan bila tidak ada masalah dibidang ekonomi.
-          Masalah dengan pelayanan kesehatan : keluarga pasien mengatakan bila dulu pasien pernah rawat jalan di RSUD dr. Soetomo namun pasien putus minum obat.
-           
XI.             PENGETAHUAN TENTANG
-          Penyakit jiwa dan obat-obatan
Dibuktikan dengan pasien tidak tahu skit apa dan terapi obat apa yang dia dapat.

Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan

XII.          ASPEK MEDIS
Diagnosa medik:
-          Axis I        : F.20.13, Skozofrenia hebiprenik episodik berulang
-          Axis II       : C.K tertutup
-          Axis III     : tidak ditemukan
-          Axis IV     : ketidakpatuhan dalam pengobatan
-          Axis V       : GRF scale 31-20
Terapi medik :
-          Trihexyphenydil 2 mg       1-0-1
-          Diazepam 5 mg                 0-0-1/2
-          Halloperidol 5 mg             1-0-1



























XIII.       ANALISA DATA

No
Data
Masalah
1


















2









3








4







5








6










7







8
Data Subyektif
-    Pasien mengatakan jika pasien sering mengurung diri dikamar
-    Pasien mengatakan tidak punya teman dekat di RSJ
-    Pasien mengatakan jarang berhubungan dengan orang lain sebab dia merasa malu tidak bisa kuliah
-    Pasien mengatakan tidak pernah ikut kegiatan masyarakat atau kelompok


Data Obyektif
-    Pasien diam dan tidak mau berkomunikasi.
-    Pasien sering terlihat diam
-    berdiri sendiri di dekat pintu
-    Pasien suka  menyendiri

Data Subyektif
-    Pasien dibawa ke RS karena sering marah-marah, mengancam dan membanting benda di sekitarnya

Data Obyektif
-     Afek labil
-     Pasien Curiga
-     Pasien Marah
-     Mengancam

Data Subyektif
-     Pasien mengatakan jika ingin kuliah namun tidak kesampaian, sehingga pasien merasa malu pada orang lain

Data Obyektif
-     Pasien suka menyendiri
-     Kontak mata kurang

Data Subyektif
-     pasien sering mengatakan jika dirinya adalah profesor doktor dan jenderal brimob.

Data Obyektif
-     Fligt of Ideas


Data Subyektif
-     Pola asuh bebas dan jarang dikontrol
-     Pasien mengatakan Bila pasien ada masalah tidak bercerita pada ibu atau adiknya.

Data Obyektif
-     Koping mengarah ke mal adaptif


Data Subyektif
-     pasien berbicara dengan tempo cepat dan bernada keras seperti orang yang marah namun apa yang dibicarakan tidak sesuai realita, seperti mengaku dirinya adalah profesor doktor dan brimob


Data Obyektif
-     Labil

Data Subyektif
-     Pasien memakai kaos putih kotor dan lusuh saat datang


Data Obyektif
-    Saat Pasien diingatkan waktunya mandi pasien mengatakan sudah mandi.


Data Subyektif
-          Pasien mengatakan tidak tahu sakit apa dan terapi obat yang ia dapat
Data Obyektif
-          Pasien kambuh


Isolasi sosial


















Resiko Perilaku Kekerasan









Harga Diri Rendah








Gangguan Proses Pikir : Waham Kebesaran






Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan







Kerusakan komunikasi Verbal










Defisit perawatan diri







Kurang pengetahuan


XIV.       DAFTAR MASALAH
1.      Isolasi sosial
2.      Resiko perilaku kekerasan
3.      Harga Diri Rendah
4.      Gangguan proses pikir : waham kebesaran
5.      Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
6.      Kerusakan komunikasi verbal
7.      Defisit perawatan diri
8.      Kurang pengetahuan





XV.          POHON MASALAH
                Kerusakan komunikasi verbal

                Gangguan Proses Pikir : Waham Kebesaran ( effect )

  DPD                 Isolasi sosial ( core problem)                         Resiko Perilaku Kekerasan

-                     Harga Diri Rendah ( cause)      Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
                                              
Kurang pengetahuan

XVI.       PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Isolasi sosial
2.      Resiko Perilaku Kekerasan
3.      Harga Diri Rendah














Nama                     : Sdr “ I “                                                        PERENCANAAN
No Register           : 038775

Tanggal
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Standart
Rencana Tindakan
Rasional

1.
Isolasi Sosial
TUM
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya.












TUK 2
Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri



























TUK 3
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan tidak berhubungan dengan orang lain



























TUK 4
Kliien dapat malaksanakan hubungan sosial secara bertahap

































TUK 5
Klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.







TUK 6
Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial





























TUK 7
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik






Setelah 2x pertemuan klien dapat menerima kehadiran perawat. Klien dapat mengungkapkan perasaan dan keberadaannya saat ini secara verbal.
-          Klien menjawab salam.
-          Ada kontak mata.
-          Klien mau berjabat tangan.
-          Klien mau berkenalan.
-          Klien mau menjawab pertanyaan.
-          Klien mau duduk dengan perawat



Setelah 3x interaksi klien dapat menyebutkan minimal atau penyebab menarik diri dari:
-          Diri sendiri
-          Orang lain
-          Lingkungan

























Setelah   2 x interaksi klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya:
-          Banyak teman
-          Tidak kesepian
-          Bisa diskusi
-          Saling menolong








Setelah  2 x berinteraksi klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,misalnya :
-          Sendiri
-          Tidak punya teman
-          Kesepian tidak ada teman ngobrol










Setelah  2x interaksi klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan :
1.      Klien – Perawat
2.      Klien – Perawat – Perawat lain
3.       Klien – Perawat – Perawat lain – klien lain
4.      Klien – kelompok lain
Klien – keluarga / kelompok / masyarakat





























Setelah  2x  interaksi klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
a.       Diri sendiri
b.      Orang lain
Kelompok







Setelah  1x  pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang :
a.       Pengertian menarik diri
b.      Tanda dan gejala menarik diri
c.       Penyebab dan akibat menarik diri
d.      Cara merawat klien menarik diri.











Setelah 1x pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri.








Setelah 1x  interaksi klien menyebutkan :
a.       Manfaat minum obat
b.      Kerugian tidak minum obat
c.       Nama, Warna, Dosis, efek terapi dan efek samping obat.



Setelah 1 x klien mendemontrasikan penggunaan obat dan menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter.

1.1    Bina hubungan saling percaya
a.    Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b.    Perkenalkan diri dengan sopan
c.    Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d.   Jelaskan tujuan pertemuan
e.    Buat kontrak interaksi yang jelas
f.     Jujur dan tepati janji
g.    Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
h.    Beri perhatian pada klien dan perhatikan kenutuhan dasar klien


2.1 Tanyakan pada klien tentang:
  1. Orang yang tinggal serumah atau teman sekamar klien
  2. Orang yang paling dekat dengan klien dirumah atau diruang keperawatan
  3. Apa yang membuat klie  dekat dengan orang tersebut
  4. Orang yang tidak dekat dengan klien
  5. Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
  6. Upaya yang sudah dilakukan agar klien dekat dengan orang lain
2.2 Kaji pengetahuan klien tentang menarik diri dan tanda tandanya
2.3 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain
2.4 Beri pujian pada klien untuk mengungkapkan perasaannya


3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan bergaul dengan orang lain
3.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

3.5 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.6 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.7 Diskusikan pada klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
3.8 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4.1.  Observasi perilaku klien saat berhubungan dengan orang lain.
4.2. beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan orang lain melalui
a.       Klien – Perawat
b.      Klien – Perawat – Perawat lain
c.        Klien – Perawat – Perawat lain – klien lain
d.      Klien – kelompok lain
e.       Klien – keluarga / kelompok / masyarakat
4.3. beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4.4. bantu klien mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain
4.5 Motivasi dan libatkan klien untuk mengikuti kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
4.6. Diskusikan jadwal kegiatan harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
4.7. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
4.8. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.

5.1.  Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain / kelompok
5.2. Diskusikan dengan klien manfaat berhubungan dengan orang lain
5.3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.


6.1. Diskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilakun menarik diri.
6.2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
a.       Pengertian menarik diri
b.      Tanda dan gejala menarik diri
c.       Penyebab dan akibat menarik diri
d.      Cara merawat klien menarik diri setelah ...X pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri
6.3. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri.
6.4 Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan.
6.6. Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien berkomunikasi dengan orang lain
6.7. Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin bergantian mengunjungi klien.
7.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat.
7.2 pantau klien saat penggunaan obat
7.3 Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat merasakan manfaatnya
7.4. Beri pujian jika klien menggunakan obat dedngan benar.
7.5. Diskusikan Akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
7.6. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter / perawat jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.

a.    Langkah awal menjalin hubungan
b.    Klien mengetahui nama perawat atau lawan bicara
c.    Klien akan nyaman bila dipanggil atau disapa
d.   Tujuan pertemuan jelas
e.    Kontrak yang jelas membantu klien dalam memulai membina hubungan saling percaya pada perawat
f.     Hubungan dengan klien semakin erat
g.    Empati adalah kemampuan memasuki kehidupan orang lain agar mempersepsikan perasaannya
h.    Perhatian perawat terhadap kebutuhan klien dapat diartikan sebagai sikap peduli terhadap klien


2.1 Mengetahui alasan klien menarik diri
2.2 Untuk mengetahui klien dalam berinteraksi
2.3 Klien yang mempunyai pengalaman hubungan interpersonal yang menyakitkan akan sukar menerima
2.4 Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri




















3.1 Meningkatkan pengetahuan klien tentang perlunya berhubungan dengan orang lain
3.2 Keuntungan dan kerugian menarik diri dapat menjadikan bahan klien dalam memenuhi suatu hubungan dengan orang lain
3.3 Mengetahui tentang tingkat pemahaman klien terhadap informasi yang telah diberikan
3.4 Reinforcement positif meningkatkan harga diri klien



3.5 Meningkatkan pengetahuan klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
3.6 Kegiatan yang menarik diri dapat menjadikan bahan klien untuk mencoba memulai sesuatu berhubungan dengan orang lain
3.7 Mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang informasi yang telah diberikan
3.8 Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien








4.1. Mengetahui tingkat pemahaman klien dalam berhubungan sosial sehingga perlu dilatih secara bertahap dalam berhubungan dengan orang lain.
4.2. Bantu klien dalam mempertahankan hubungan interpersonal





4.3. Reinforcemen positif dapat meningkatkan harga diri klien.
4.4. dapat menjadi bahan untuk memulai suatu hubungan dengan orang lain
4.5. TAK sosialisasi dapat meningkatakan motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain.
4.6. Jadwaal  kegiatan harian merupakan proses pembiasaan klien dalam bersosialisasi
4.7. Motivasi akan meninggalkan semangat klien untuk bersosialisasi
4.8. Pujian dapat meningkatkan harga diri klien.









5.1. evaluasi perasaan klien setelah melaksanakan hubungan sosial dilakukan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
5.2. Meningkatkan pengetahuan klien tentangmanfaat berhubungan dengan orang lain
5.3. Reinforment positif akan meningkatkan harga diri dan motivasi klien.




6.1. meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien menarik diri
6.2. meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perilaku menarik diri
6.3. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perawatan klien dengan perilaku menarik diri
6.4. supaya keluarga mampu merawat klien menarik diri dengan baik.
6.5. mengevaluasi perasaan keluarga setelah mencoba cara yang telah dilatihkan.