text generator

Kamis, 16 Desember 2010

ATASI RADANG GINJAL DENGAN KULIT SEMANGKA

Mulai saat ini, orang arab diperkirakan bukan hanya gemar mengonsumsi buah semangka tapi juga memanfaatkan kulitnya. Hasil penelitian terbaru menyebutkan bahwa kulit semangka juga dapat menyembuhkan sedikitnya lima macam penyakit.

Penyakit-penyakit yang bisa disembuhkan oleh kulit semangka adalah darah tinggi kronis, radang ginjal, sulit buang air kecil, sulit buang air besar kronis,dan penyakitdropsy(sakit gembur-gembur).
untuk darah tinggi disarankan mengeringkankulit semangka lalu ditumbuk halus.
setiap hari diambil 20 gram dari kulit yang telah ditumbuk itu dan dimasak
dengan air secukupnya.
pasien yang meminumnya secara teratur selama sebulan, penyakit darah tingginya dapat sembuh secara total.
sedangkan empat penyakit lainnyadisarankan untuk memotong kecil kulit semangka tersebut lalu dimasak hingga menjadi adonan dan disimpan di dalam botol kaca yang ditutup rapi.
pasien penderita radang ginjal, sulit buang air kecil,sulit buang air besar kronis, dan penyakit gembur-gembur dianjurkan memakan adonan tersebutsatu sendok makan sehari sebelum sarapan selama sebulan.
Dengan adanya hasil penelitian terbaru tersebut, warga arab yang dikenal memang doyan makan buah semangka , kemungkinan tidak akan membuang kulitnya kesampah, tapi akan disimpan menjadi BAHAN OBAT.

Rabu, 29 September 2010

Modifikasi Sepeda Motor Bebek Untuk Pemula

Pada posting ini saya hanya membicarakan modifikasi motor bebek untuk awam (yang belum atau tidak begitu mengerti tentang modifikasi). Modifikasi tentu mempunyai tujuan. Misalnya: membuat tampilan motor lebih bagus, meningkatkan kinerja mesin, maupun menambah fungsionalitas dari kendaraan itu sendiri.

Mempercantik tampilan motor dapat dengan berbagai cara. Misal: menutup striping dengan cutting sticker, mengganti lampu belakang dengan lampu yang berwarna-warni, mengganti spion, memasang undertail, meninggikan sok belakang dengan pen(ini berbahaya), ganti sok belakang agar lebih tinggi, ganti ban lebih besar dan lebar, memasang disc brake diameter besar, memasang footstep underbone, memasang spakbor dalam (model motogp), memasang indikator takometer (pengukur rpm), voltmeter, shifter light maupun indikator lainnya. Takometer atau pengukur rpm (rotary per minute) yang model analog lebih baik. Tapi jangan yang murahan. Harus bermerek semisal Hyperpro, Movic, Autogauge, Ragongauge. Kalo rpm digital hanya displaynya aja yang kesannya bagus. Tapi kurang fungsional dan susah dipantau di siang hari. Tapi takometer (rpm) digital memang lebih murah. Cara memasang takometer digital yaitu salah satu kabel dililit ke kabel busi yang terletak setelah koil.

rpm digital

rpm digital

Meningkatkan performa mesin juga dapat dengan berbagai cara. Yaitu: ganti karburator, CDI unlimiter, knalpot, bore up mesin, dan lain-lain.

Meningkatkan fungsionalitas dapat dilakukan dengan memberi bagasi tengah, box belakang, gantungan barang. Umumnya tidak memakan banyak biaya. Karena paling sederhana.

Yang perlu diwaspadai adalah : Terkadang modifikasi malah menimbulkan banyak masalah. Tujuan tidak tercapai, namun masalah malah muncul. Semisal: setelah ganti karburator, mesin jadi mbrebet. Setelah ganti piringan lebar, pengereman menjadi tidak pakem dan kekuatan pengereman menjadi tidak merata. Setelah ganti ban lebar, ban menjadi oleng. Hal tersebut dikarenakan parts yang mungkin kurang kompatibel. Itu baru beberapa dari sekian contoh masalah yang timbul setelah modifikasi. Jika bengkel terlalu banyak melakukan akal-akalan dalam memodofikasi motor anda, sebaiknya batalkan saja. Parts yang dipasang harus langsung plug n play. Masalah-masalah yang muncul tersebut bukan tidak mungkin dapat merenggut nyawa. Misal, ketika menikung, sok patah karena dipasangi pen. Akibatnya anda kehilangan kestabilan dan jatuh. Bukannya menakut-nakuti. Tetapi memang ada kemungkinan.

Maka, ketika memodifikasi, carilah informasi letak bengkel atau toko variasi yang dikenal berkualitas. Jika modifikasi yang dilakukan tergolong ekstrem, anda harus meminta tolong builder atau modifikator. Tidak bisa jika hanya sekedar penjual aksesoris. Dua poin sangat penting yaitu: Modifikasi tidak mengganggu kenyamanan berkendara dan tidak mengurangi fungsi motor sebagai alat transportasi yang aman dikendarai, nyaman, dan rendah dalam biaya operasional.

Selasa, 27 Juli 2010

konsep farmakologi secara umum

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang mempelajari pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi hamil dan menyusui, neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal dan hepar.

B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. apa Pengertian konsep farmakologi ?
2. apa pengertian farmakodinamika ?
3. apa pengertian farmakokinetik ?
4. macam-macam Bentuk Obat dan Tujuan Penggunaannya ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang konsep dasar farmakologi secara umum.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.





BAB II
KONSEP FARMAKOLOGI SECARA UMUM


I. Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat.
Farmasi (English: pharmacy, Latin: pharmacon) adalah bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Profesional bidang farmasis disebut farmasis atau apoteker.
Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang mempelajari pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi hamil dan menyusui, neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal dan hepar.
Farmakologi Terapi atau sering disebut farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan obat untuk tujuan terapi.
Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia
yang merugikan bagi organisme hidup.

II. Konsep Dasar Farmakodinamika
Farmakodinamika mempelajari efek obat dalam tubuh atau jaringan hidup atau memelajari pengeruh obat terhadap fisiologi tubuh.
1. Mekanisme Obat
Efek obat terjadi karena interaksi fisiko-kimiawi antara obat atau metabolit aktif dengan reseptor atau bagian tertentu dalam tubuh. Obat bekerja melalui mekanisme sbb:
a. Interaksi obat-reseptor
Obat+Reseptor memberikan efek farmakologi, disebut agonis. Contoh: agonis reseptor kolinergik/muskarinik a.l. carbakol, arecolin, methakolin, pilokarpin. Obat+Reseptor menghalangi obat lain memberikan efek farmakologi, disebut antagonis. Contoh: antagonis reseptor kolinergik a.l. atropine, ipatropium, skopolamin.
b. Interaksi obat-enzim
Contoh: obat penghambat enzim asetil kolin esterase (ACE) sehingga memberikan efek kolinergik a.l. neostigmin, parathion.
c. Kerja non-spesifik (tanpa ikatan dengan reseptor atau enzim)
Contoh: Na-bikarbonas (merubah pH cairan tubuh), alcohol (denaturasi protein), norit (mengikat racun atau bakteri)
2. Reseptor Obat
Reseptor dapat berupa protein, asam nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak yang merupakan bagian dari sel, ribosom, atau bagian lain. Semakin banyak obat yang menduduki reseptor, berbanding lurus dengan kadar obat dalam plasma. Reseptor yang umumnya dikenal a.l. reseptor kolinergik/muskarinik, reseptor alfa-adrenergik (alfa-1 & alfa-2), reseptor beta-adrenergik (beta-1 & beta-2).
3. Transmisi Sinyal Obat
Interaksi obat dengan reseptor mengasilkan bisa menghasilkan efek agonis, agonis parsial, antagonis kompetitif dan antagonis non-kompetitif.
4. Interaksi Obat-Reseptor
Interaksi obat-reseptor sering dianalogikan sebagai GEMBOK-KUNCI. Obat adalah Kunci, Reseptor adalah Gembok. Kecocokan obat dengan reseptor tertentu tergantung pada struktur molekulnya.
5. Kerja Obat yang Tidak Diperantarai Reseptor disebut juga Kerja Non Spesifik.
Parameter-parameter Farmakologi.

III. Farmakokinetik
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya (ADME). Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umunya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh proses ini disebut dengan proses farmakokinetika dan berjalan serentak seperti yang terlihat pada gambar 1.1 dibawah ini.


1). Absorpsi dan Bioavailabilitas
Kedua istilah tersebut tidak sama artinya. Absorpsi, yang merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Kelengkapan dinyatakan dalam persen dari jumlah obat yang diberikan. Tetapi secara klinik, yang lebih penting ialah bioavailabilitas. Istilah ini menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif. Ini terjadi karena untuk obat-obat tertentu, tidak semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sestemik. Sebagaian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding ususpada pemberian oral dan/atau di hati pada lintasan pertamanya melalui organ-organ tersebut. Metabolisme ini disebut metabolisme atau eliminasi lintas pertama (first pass metabolism or elimination) atau eliminasi prasistemik. Obat demikian mempunyai bioavailabilitas oral yang tidak begitu tinggi meskipun absorpsi oralnya mungkin hampir sempurna. Jadi istilah bioavailabilitas menggambarkan kecepatan dan kelengkapan absorpsi sekaligus metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik.Eliminasi lintas pertama ini dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian parenteral (misalnya lidokain), sublingual (misalnya nitrogliserin), rektal, atau memberikannya bersama makanan.

2) Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisikokimianya. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di dalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak. Selanjutnya, distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Distribusi ini baru mencapai keseimbangan setelah waktu yang lebih lama. Difusi ke ruang interstisial jaringan terjadi karena celah antarsel endotel kapiler mampu melewatkan semua molekul obat bebas, kecuali di otak. Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi membran sel dan terdistribusi ke dalam otak, sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak akan sulit menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas terurama di cairan ekstrasel. Distribusi juga dibatasi oleh ikatan obat pada protein plasma, hanya obat bebas yang dapat berdifusi dan mencapai keseimbangan. Derajat ikatan obat dengan protein plasma ditentukan oleh afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya sendiri. Pengikatan obat oleh protein akan berkurang pada malnutrisi berat karena adanya defisiensi protein.

3) Biotransformasi / Metabolisme
Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi, ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat yang merupakan calon obat (prodrug) justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini. Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih lanjut dan/atau diekskresi sehingga kerjanya berakhir.Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan letaknya dalam sel, yakni enzim mikrosom yang terdapat dalam retikulum endoplasma halus (yang pada isolasi in vitro membentuk mikrosom), dan enzim non-mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, paru, epitel, saluran cerna, dan plasma.

4) Ekskresi
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3 preoses, yakni filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal. Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal sehingga dosis perlu diturunkan atau intercal pemberian diperpanjang. Bersihan kreatinin dapat dijadikan patokan dalam menyesuaikan dosisatau interval pemberian obat. Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air mata, air susu, dan rambut, tetapi dalam jumlah yang relatif kecil sekali sehingga tidak berarti dalam pengakhiran efek obat. Liur dapat digunakan sebagai pengganti darah untuk menentukan kadar obat tertentu. Rambut pun dapat digunakan untuk menemukan logam toksik, misalnya arsen, pada kedokteran forensik.

Macam-macam Bentuk Obat dan Tujuan Penggunaannya
 Pulvis (Serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
 Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum
 Tablet (Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet Kempa Æ paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan
b. Tablet Cetak Æ dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
c. Tablet Trikurat Æ tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
d. Tablet Hipodermik Æ dibuat dari bahan yang mudah larut ataumelarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet Sublingual Æ dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
f. Tablet Bukal Æ digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
g. Tablet Efervescen Æ tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
h. Tablet Kunyah Æ cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
 Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
 Kapsulae (Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
- Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
- Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
- Lebih enak dipandang
- Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
- Mudah ditelan.
 Solutiones (Larutan)
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
 Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral(juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
 Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
 Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
 Extractum
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
 Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
 Immunosera (Imunoserum)
Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
 Unguenta (Salep)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
 Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
 Penggunaan lokal Æ memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
 Penggunaan sistemik Æ aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.
 Guttae (Obat Tetes)
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
 Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.




























BAB III
KESIMPULAN


Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat.
Farmakodinamika mempelajari efek obat dalam tubuh atau jaringan hidup atau memelajari pengeruh obat terhadap fisiologi tubuh.
Jadi, macam – macam jenis farmakologi.























DAFTAR PUSTAKA


Admin. (2009). Sariawan Bayi. (http//febryan.com/?p=38) diakses 22 Mei 2010
Pukul 17.30 WIB

Anurogo, Dito. (2008). Tips Praktis mengatasi Sariawan.
(http://www.pewartakabarindonesia.blogspot.com) di akses 21 juni 2010
Pukul 12.00 WIB

Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
























KATA PENGANTAR


Segala puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, karena saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP FARMAKOLOGI SECARA UMUM” dengan tepat waktu.
Makalah ini saya susun sebagaimana materi yang terdapat di dalam mata kuliah IKD IV. Materi tersebut saya ambil dari berbagai sumber dan beberapa situs dari internet. Dengan demikian, para pembaca bisa memperluas wawasannya, memahami dan mengaplikasikan isi makalah dalam kehidupan sehari-hari.
Saya berharap makalah ini bisa membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah IKD IV. Kritik dan saran yang membangun selalu saya harapkan dalam pembuatan makalah berikutnya. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam penyusunan makalah ini.



Penyusun














DAFTAR ISI



Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Metode Penulisan 1
BAB II KONSEP FARMAKOLOGI SECARA UMUM
I. Farmakologi 2
II. Konsep Dasar Farmakodinamika 2
III. Farmakokinetik 3
BAB III KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12















TUGAS

KONSEP FARMAKOLOGI SECARA UMUM












Oleh

AGUS RIANTO








PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK
2010

laporan persalinan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR SURABAYA

NAMA : Kuyunk mkt NIM : 010030199-B

FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL
UNIT KEPERAWATAN MATERNITAS

Tanggal masuk : 09 September 2002 Jam masuk : 22.50 WIB
Ruang/kelas : VK/ III Kamar No. : …….
Pengkajian tanggal : 09 September 2002 Jam : 23.00 WIB.

A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny NW Nama suami : Tn M.A.
Umur : 21 tahun Umur : 24 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SLTA.
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PJKA.
Alamat : Bulak Banteng Alamat : Bulak banteng
Status perkawinan : kawin. Sekolahan Gg. I/A No 19 Kenjeran Surabaya.

B. RIWAYAT KEPERAWATAN :
1. RIWAYAT OBSTETRI
A Riwayat Menstruasi :
• Menarche : umur 13 th. Siklus : teratur ( ) tidak ( )
• Banyaknya : sedang Lamanya : 4- 7 hari
• HPHT : 7 Desember 2001 Keluhan : hari pertamanya.
• TPP : 14 – 9 – 2002.

B Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
NO. TAHUN Umur kehamilan penyulit Jenis penolong penyulit laserasi infeksi perdarahan Jenis bb pj
1
2 2001
Hamil ini 6 Bln. Ab.
C Genogram





24 th 21 th


Keterangan:
: Wanita : Abortus : Meninggal.

: Pria : Pasien
D Kehamilan Sekarang :
Diagnosa : G …II…..P0….A…1…… H 0
Imunisasi : TT 1 ( ) sudah ( )belum
TT2 ( ) sudah ( ) belum
ANC berapa kali 4 kali di RSUD Tambak Rejo.
Keluhan selama hamil :
( ) mual
( ) muntah
( ) pusing
Lainnya ; ……………………………………
Pengobatan selama hamil ( ) ya ( ) tidak
Pergerakan janin : ( ) ya ( ) tidak , Sejak usia, 5 bulan
Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain lain
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
• Breast care : ( ) Ya ( ) Tidak
• Perineal care : ( ) Ya ( ) Tidak
• Nutrisi : ( ) Ya ( ) Tidak
• Senam nifas : ( ) Ya ( ) Tidak
• KB : ( ) Ya ( ) Tidak
• Menyusui : ( ) Ya ( ) Tidak

E Persalinan Sekarang :
1. Keluhan His
Mulai kontraksi tanggal / jam 09 September 2002.
( ) teratur ( ) tidak
interval : 10 menit
lama : 3 X 35 “
Kekuatan : adekuat

2. Pengeluaran Pervagina
Jenis : ( ) Lendir ( ) Darah ( ) Darah lendir ( ) Air ketuban.
Jumlah : -

3. Periksa Dalam : Jam 23.05 WIB
Oleh Bidan Isna.
Hasil pembukaan 4 cm
Effecement 75 %
Ketuban : (+)
Presentasi anak : kepala
Bidang Hodge I
4. Kala Persalinan :
a. Kala I :
- Mulai persalinan : Tgl: 09 September 2002. Jam 13.25 WIB
- Lama kala I :1 Jam 20 Menit
- Pengobatan yang didapat : -

b. Kala II :
- Mulai : Tgl 10 Sep 2002 Jam 13.15.
- Lama kala II : - Jam 10 Menit
- Pengobatan yang didapat : -
- Penyulit : -
- Cara mengatasi : -
- Keadaan bayi :
Lahir tgl : 10 September 2002 Jam 13.25 WIB.
Jenis Kelamin : perempuan.
Apgar Score 1 : … 8
Apgar Score 5 : … 9

c. Kala III
- Mulai : Tgl 10 September 2002 Jam 13.25 WIB.
- TFU 1 jari bawah pusat .kontraksi uterus : ( ) baik ( ) jelek
- Lama Kala III : - Jam 7 Menit.
- Cara kelahiran plasenta : ( ) spontan ( ) tindakan
Sebutkan ……--………..
- Kotiledon : ( ) lengkap ( ) tidak
- Selaput : ( ) lengkap ( ) tidak
- Panjang tali pusat : 40 cm.
- Posisi insersi : sentralis.
- Robekan : tidak ada.
- Perdarahan selama persalinan : + 200 CC.
- Pengobatan yang didapat : piton 1 ampul, Beriperan suposutoria, Methergin 1 ampul.
-
d. Kala IV :
- Keadaan Umum : baik
- Tanda vital :
TD : 120/70 mmHg RR : 20 X/menit
N : 80 .X/menit S : 37,3 °C Rectal.
- TFU : 2 jari bawah pusat
- Kontrakssi uterus : ( ) baik jelek
- Perdarahan : ( )Ya ( ) tidak Jumlah : 350 CC
- Perineum : ( ) Ruptur spontan ( ) Episiotomi
Jumlah Hecting : jelujur dan HZ VII

5. Keadaan Bayi :
a. BB : 3250 gram
b. PB : 50 cm.
c. Pusat: ( ) Normal ( ) Abnormal
d. Perawatan tali pusat :
( ) Alkohol 70%
( ) Bethadine
( ) Lainnya :……………
e. Anus : ( ) berlubang ( ) tertutup
f. Suhu : 36,8 °C
g. Lingkar kepala :
Lingkaran Sub Occipito Bregnatica : 9,5 Cm.
Lingkaran Fronto Occipitalis : 11,5 Cm
Lingkaran Mento Occipitalis : 9,5 Cm.
h. Kelainan kepala :
( ) Caput succedanum ( ) Cephal Hematoma
( ) Hidocephalus ( ) Microcephalus
( ) An encephalus
i. Lain – lain : tidak ada
j. Pengobatan yang didapat : -
3. . Riwayat Keluarga Berencana
• Melaksanakan KB : ( ) ya ( ) tidak
• Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) IUD ( ) Pil ( ) suntik ( ) Implant
( ) lain – lain. Sebutkan -
• Sejak kapan menggunakan kontrasepsi ; -.
• Masalah yang terjadi : tidak ada

4. Riwayat Kesehatan :
Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada
Pengobatan yang didapat : tidak ada
Riwayat penyakit keluarga
( - ) Penyakit diabetes mellitus
( - ) Penyakit jantung
( - ) Penyakit hipertensi
( - ) Penyakit lainnya : sebutkan disangkal.

5.Riwayat Lingkungan
Kebersihan : baik
Bahaya : tidak ada

6. Aspek Psikososial
a. Persepsi ibu setelah bersalin : merasa gembira karena anaknya lahir dengan selamat
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari – hari ? ; tidak
c. Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : merawat anaknya sendiri
d. Ibu tinggal dengan siapa : suami dan anaknya
e. Siapa orang yang terpenting bagi ibu : suami
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : mendukung ibu
g. Kesiapan mental menjadi ibu : ( ) ya ( ) tidak.

7. Kebutuhan Dasar Khusus :

1. Pola nutrisi
a. Frekwensi makan : 3 x/hari
b. Nafsu makan : ( ) baik ( ) tidak nafsu , alasan nyeri pada perut,malas makan
c. Jenis makanan rumah : nasi, lauk, sayur.
d. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : ( ) ada ( ) tidak ada
Bila ada sebutkan sebutkan : -

2. Pola eliminasi
BAK
a. Frekwensi : 5 – 6 kali sehari.
b. Warna : kuning jernih
c. Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
BAB
a. Frekwensi : 1 kali/sehari
b. Warna : kuning.
c. Bau : khas feces
d. Konsistensi : lunak padat
e. Keluhan : tidak ada

3. Pola personal Hygiene
a. Mandi
• Frekwensi : 2 x/hari
• Sabun : ( ) Ya ( ) tidak

b. Oral hygiene
• Frekwensi : 2 x/hari
• Waktu : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Setelah makan

c. Cuci rambut
• Frekwensi : 1 x/seminggu
• Shampo : ( ) ya ( ) tidak

4. Pola istirahat dan tidur
• Lama tidur : 6 – 8 Jam /hari
• Kebiasaan sebelum tidur : nonton TV
• Keluhan : tidak ada

5. Pola aktifitas dan latihan
• Kegiatan dalam pekerjaan : mengurus rumah
• Waktu bekerja : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Malam
• Olah raga : ( ) Ya ( ) Tidak
Jenisnya : -
Frekwensi : -
• Kegiatan waktu luang : …menonton TV
• Keluhan dalam aktifitas : tidak ada

6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
• Merokok : ( ) Ya , sebutkan ( ) Tidak
• Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ( ) Tidak
• Ketergantungan obat : ( ) Ya , sebutkan ( ) Tidak

8. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : baik Kesadaran : kompos mentis
• Tekanan darah :120/80mmHg Nadi : 108 x/menit
• Respirasi : 18 X/mnt Suhu : 370 C Rectal.
• Berat badan : 62,5 kg Tinggi badan : 149 cm

1. Sistem penglihatan
• Posisi mata : ( ) simetris ( ) Asimetris
• Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis
• Gerakan mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
• Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
• Konjungtiva : ( ) Normal /merah ( - ) Anemis (-) sangat merah
• Kornea : (  ) Normal ( - ) keruh berkabut (-) perdarahan
• Sklera : ( ) Ikterik ( ) Anikterik

2. Sistem Pernafasan
• Jalan nafas : ( ) Bersih ( - ) Sumbatan
( - ) sputum ( - ) Lendir ( - ) Darah ( - ) Lidah
• Pernafasan : ( ) Sesak ( ) Tidak sesak
(  ) Dengan aktifitas ( ) Tanpa aktifitas
• Suara nafas : (  ) Vesikuler / normal (  ) Bronkovesikuler
( - ) Ronkhi ( - ) Wheezing
• Menggunakan otot – otot bantu pernafasan : ( ) Ya (  )Tidak
• Lain – lain : tidak ada

3. Sirkulasi jantung
• Kecepatan denyut apical : 80 x/menit
• Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
• Kelainan bunyi jantung : ( - ) Murmur ( - ) Gallop
• Sakit dada : ( ) Ya ( ) Tidak
• Timbul : ( - ) Saat beraktifitas ( - ) Tanpa aktifitas
• Karakter : ( - ) Seperti ditusuk- tusuk
( - ) Seperti terbakar
( - ) Seperti tertimpa benda berat.

4. Sistem Pencernaan
• Keadaan mulut
• Gigi : ( ) Carries ( ) Tidak
• Memakai gigi palsu : ( ) Ya (  ) Tidak
• Lainnya : tidak ada

5. Sistem Urogenital :
• BAK
- Pola rutin : 5 – 6 x/hari ( ) Terkontrol ( ) Tidak terkontrol
- Jumlah : diperkirakan 1500 cc/24jam
- Warna : ( ) Kuning Jernih ( ) Kuning kecoklatan
( ) Merah ( ) Putih
- Lainnya : ……………………………………………………………….

6. Sistem Integumen/ Muskuloskeletal
• Turgor kulit : ( ) Elastis ( ) Sedang ( ) Buruk
• Warna kulit : kuning langsat
• Kontraktur pada persendian ekstremitas : ( ) Ya ( ) Tidak
• Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya ( ) Tidak
• Lainnya : -

7. Dada dan Axilla
• Mammae : membesar ( ) Ya ( ) Tidak
• Areolla mammae : Hiperpigmentasi
• Papila mammae : ( ) Menonjol ( ) Datar ( ) Kedalam
• Colostrum : Keluar ( ) Ya ( ) Belum

PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN & GENITAL
ANTENATAL & INTRANATAL POSNATAL
a) Inspeksi
• Membesar : ya
• Arah : membujur vertikal
• Linea : Nigra
• Striae : Albicans
• Luka bekas operasi :
( ) Ya ( ) Tidak

b) Palpasi
• Leopold I :
TFU : 34 cm
Berisi bokong
• Leopod II : punggung kiri
• Leopold III : kepala
• Leopold IV : Tangan konvergen/sejajar/divergen
• Osborn Test :
• TBJ : 3190 grm
• Kontraksi : baik

c) Auskultasi :
DJJ : 12 –11 - 12

Data Tambahan :
Perineum : ada aliran cairan ketuban putih jernih d) Inspeksi
• Mengecil : ya
• Arah : membujur vertikal.
• Linea : Nigra
• Striae : Albicans
• Luka bekas operasi :
( ) Ya ( ) Tidak

PERINEUM
• Utuh / laserasi : -
• Episiotomi : Ya
Jenis episiotomi :
( ) Medialis
( ) Lateralis
( ) Mediolateralis
• Ruptur : tidak
• Tanda – tanda infeksi : tidak ada
• Lokhea : rubra
Warna : merah darah
Banyaknya : 50 cc
Bau : darah/amis
Oedem / Hematom : tidak ada
Palpasi
• TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
• Kondisi vesika urinaria
Distensi : Tidak
C. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : -
2. USG : -
3. Rontgen : -
4. Terapi yang didapat: Infuus RD5 Amoxilin 3 X 500 mg, asam metanamat 3 X 500 mg, Metergen, Immobilisasi, Inobion, beferan 1 sup

D. DATA TAMBAHAN
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………



Surabaya, 09 September 2002.
Pemeriksa



Siswanto




SYAIR OBSTETRI
LAPORAN PARTUS PERSALINAN NORMAL

Tanggal : 09 September 2002
Jam 02.30 S : Mules mules bertambah sering
Klien ingin meneran
O : status genetalis dalam batas normal
Status obstetrikus :
Fundus uteri 34 cm puki, TBJ ; 3190 grm
PD : pembukaan lengkap, ketuban : negatif
Kepala H : III, uuk kiri depan
Tunggal
A : Ibu partus kala II GII P 1 A 1 0001
Janin hidup, presentasi kepala, tunggal
P : Pecahkan ketuban
Pimpin mengejan

Jam ……. Ketuban dipecahkan
Jam 02.45 Pimpin meneran
Klien dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his
Kepala turun menurut jalan lahir sehingga tampak di depan vulva
Tampak perineum meregang
Tampak suoksiput dengan bawah simpisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion kepala melakukan defleksi maksimal
Berturut-turut lahir ; uub,dahi, mulut, dagu, dan seluruh kepala
Kepala mengadakan paksi luar, dengan pegangan biparietal dan takan kebawah dan keatas , lahir bahu depan dan belakang. Dengan kaitan pada ketiak dilahirkan trochanter depan, belakang, seluruh kaki

Jam 02.50 : lahir bayi perempuan
Berat 2550 gram, PB 48 cm, AS 6 – 8
Jam 02.55 lahir plasenta
Spontan lengkap
Berat 700 gram, ukuran 20 X 25 cm tebal 2 cm
Panjang tali pusat 70 cm
Insersio sentral
Roberkan : -
Klien mendapat terapi piton, methergin, berfen
(dilakukan perineurafi dengan simpul cutgut)


A N A L I S A D A T A

DATA ETIOLOGI PROBLEM
S : Ibu mengatakan tidak nafsu makan mulai kemarin siang, sejak perut terasa mules-mules.
Ibu mengatakan mules-mules sejak tanggal 09 september 2002 jam 14.00 WIB.
O : Makan tidak mau
Pasien terbaring lemah di tempat tidur
Ketuban (+)
Tidak mau / menolak bila diberi roti & mie.
His persalinan

Mules-mules dan nyeri pada daerah pinggang

Keinginan untuk makan menurun

Intake<< Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
S : Ibu mengatakan tidak kuat menahan sakit di perut dan pinggang
O : His Adekuat 3 x 40 “
DJJ (+), TFU.....
Gerakan janin (+)
Skala nyeri 8 - 9.
 4 cm
Ibu berteriak bila his datang, ket (-)
Inpartu fase laten

 4 cm

His adekuat

His persalinan Nyeri
S : Ibu bertanya kapan bayinya lahir.
Ibu bertanya apakah bisa melahirkan secara normal.
O : Ibu tampak cemas
Wajah tegang
G II. P 0, A 1
T : 140/90
RR : 20 x/mt
S : 360C
N : x/mt.
Kurangnya informasi

Ketakutan menghadapi persalinan

Kurang pengetahuan tentang prosedur persalinan cemas


DIAGNOSA KAPERAWATAN
1. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang selama persalinan.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri bert) berhubungan dengan his persalinan.
3. Cemas (sedang) berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang prosedur persalinan

RENCANA KEPERAWATAN
Dx Kep & hasil yang diharapkan Rencana keperawatan
Gangguan rasa nyaman (nyeri berat) berhubungan dengan his persalinan.
Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan nyeri (his persalinan) dalam waktu 2 x 60 menit
Kriteria hasil
• Klien tidak berteriak bila his datang
• Ibu dapat beradaptasi bila nyeri datang.
• Persalinan berakhir dengan normal 1. Jelaskan pada ibu tentang sebab-sebab nyeri timbul.
2. Jelaskan pada ibu kapan nyeri timbul, berapa lama nyeri akan berlangsung.
3. Diskusikan pada ibu kapan ibu dapat mengalami peningkatan dan penurunan nyeri.
4. Ajarkan pada ibu cara-cara beradaptasi terhadap nyeri selama proses persalinan.
5. Monitor kembali tingkat nyeri , frekwensi , durasi dan lokasi nyeri tiap 30 menit.
6. Monitor his setiap 10 menit, pimpin persalinan bila pembukaan telah lengkap.

Cemas (sedang) berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang prosedur persalinan
Tujuan :
Ibu mengatakan tidak cemas dalam waktu 1 x 60 menit
Kritria hasil:
• Ibu mengatakan tidak cemas lagi
• Wajah tidak tegang
• Tekanan darah: 120/80
• Nadi : 80 x /menit.
• Suhu : 365-370C
• RR: 18 – 20 x /menit.
• Bayi lahir secara spontan. 1. Kaji ulang keadaan cemas pada ibu.
2. Memberikan kenyamanan dan ketentraman pada ibu selama menanti proses persalinan:
• Tinggal dan selalu berada di dekat ibu.
3. Jelaskan pada ibu tentang proses prsalinan menggunakan kata-kata perlahan dan tenang, menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana.
4. Perlihatkan rasa empati pada ibu dengan datang secara tenang, memberikan sentuhan pada ibu dan biarkan ibu menggenggam tangan perawat sambil berbicara tentang kecemasannya.
5. Tanyakan kembali pada ibu tentang pengalamanya yang menyenangkan pada persalinannya yang lalu.
6. Monitor tanda-tanda vital dan kecemasan setelah diberikan penjelasan tentang prosedur proses persalinan.
7. Tanyakan pada ibu mekanisme koping yang digunakan ibu saat menghadapi kecemasan pada persalinan dahulu.
8. Evaluasi kecemasan ibu dengan bertanya kepada ibuu tentang kesiapanya menghadapi persalinan ini.


Tindakan dan evaluasi.
Tanggal Jam Tindakan SOAP TT
11/9/02 01.25









01.30




















01.45


























02.00


02.10











02.15











02.20




02.45



02.50



02.30 Membina hubungan saling percaya dan kenyamanan serta kekentraman pada ibu ,
• selalu berada didekat ibu;
• memberikan sentuhan pada ibu .
• Memberikan support pada ibu.
Menjelaskan pada ibu tentang nyeri yangg dirasakan selama menanti proses persalinan –persalinan secara perlahan dan tenang , dengan menggunakan kalimat pendek dan sederhana.
• Rasa nyeri timbul karena adanya his / kontraksi otot-otot rahim, itu adalah hal yang normal / fisiologis.
• Nyeri akan timbul bila ada his / perut kencang dan akan hilang bila his tidak ada.

Mengajarkan pada ibu cara-cara beradaptasi terhadap nyeri dan mengurangi nyeri :
• Menganjurkan ibu untuk nafas dalam dan meghembuskan dari mulut secara perlahan –lahan dilakukan bila rasa nyeri / kenceng-kenceng timbul.
• Mengalihkan perhatian ibu dengan mengajak ibu berbicara.
• Menanjurkan ibu miring kiri karena dapat memperlancar peredaran darah & mempercepat turunya kepala bayi.
• Menganjurkan ibu berdo’a menurut agama & kepercayaanya.

Monitor his tiap 10 menit 3 X 40 “

Mengevaluasi kembali kemampuan ibu dalam beradaptasi terhadap nyeri.
• Ibu tidak berteriak -teriak bila his datang / kenceng kenceng.
• Ibu mengikuti semua anjuran perawat dalam mengatasi nyri.
• Ibu miring kekiri.
Menanyakan kepada ibu tentang pengalaman melahirkan sebelumnya.
Ibu mengatakan sudah lupa, karena sudah 7 tahun yang lalu.
• Ibu mengatakan rasanya sakitan melahirkan yang sekarang dari pada yang pertama.

Memonitor tanda-tanda vital ibu :
• Tekanan darah:
• Nadi:
• Suhu :
• Respirasi rate:

Menjelaskan kepada ibu tentang prosedur persalinan yang akan dijalankan ibu nanti

Mengajarkan cara mengedan yang baik, saat  lengkap.

Mengevaluasi kecemasan ibu dengan menanyakan pada ibu kesiapan menghadapi persalinan.
• Ibu mengatakan akan berjuan melahirkan anaknya.
• Ibu mengatakan tidak cemac lagi.
• Ibu mengatakan siap kapan saja dipimpin untuk bersalin. Tanggal 11 September 2002-09-18 Jam: 02.00 WIB
Diagnosa II
S:
• Ibu mengatkan lega karena anaknya sudah lahir.
• Ibu mengtakan sudah bisa beradaptasi dengan nyeri yang ada setelah melahirkan .
O:
• Bayi lahir secara spontan.
• Berat badan :
• Panjang badan
• Apgar skore:
• Pasien tampak lebih tenang.
• Expresi wajah ceria.
A :
Masalah nyeri dapat diatasi ibu dengan baik.
P :
Pertahankan intervensi untuk beradaptasi terhadap nyeri setelah persalinan.

Diagnosa III.
11 September 2002.
Jam 02.30 WIB.
S:
• Ibu mengatakan bahagia sekali dapat melahirkan dengan normal.
• Ibu mengatakan senang karna anaknya selamat & normal.
O:
• Wajah tampak gembira
• Wajah berseri-seri.
• Tekanan darah:
• Nadi:
• Suhu :
• Respirasi rate:
• Ibu selalu bertanya tentang keadaan anaknya .
• Ibu selalu tersenyum bila bicara tentang anaknya.
A:
Masalah cemas teratasi
P:
Pertahankan intervensi untuk mengurangi cemas setelah persalinan.

proposal penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sehingga hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (dr. Soetjiningsih DSAK). Sedangkan perkembangan bahasa berarti perkembangan kemampuan untuk memberikan / menanggapi respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan (dr. Soetjiningsih DSAK). Sesuai dengan tahap perkembangan bahasa pada anak usia todler (1-3 tahun), diharapkan pada usia 1-2 tahun anak dapat menyebutkan satu bagian tubuhnya, lebih dari setengah pembicaraannya dapat dimengerti contoh : berkata, ”Num” (dari minum), anak dapat menggabung 2 kata berlainan (contoh : ”Minum cucu”), dan anak dapat menyebutkan salah satu nama-nama anggota keluarganya. Pada usia 2 - 3 tahun anak dapat menyebutkan namanya dengan lengkap, dapat mengucapkan konsonan berikut : d, b, t, k, dan y, anak bisa memakai kalimat tiga kata (subyek – kata kerja – obyek) contoh : berkata ”Aku minum susu”. Namun pada kenyataannya, dapat ditemukan beberapa anak usia todler (1 – 3 tahun) yang mengalami perlambatan perkembangan bahasa, misalnya : pada anak usia 3 tahun belum bisa menyebutkan namanya dengan lengkap. Menurut ”Dynamic System Theory” yang dikembangkan Thelen dan Whiteneyerr, mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan bahasa anak harus mempersepsikan sesautu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk menanggapi respon mempresentasikan keinginan anak, misalnya : ketika anak mendengar bunyi yang beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin menirukannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu yaitu bersuara untuk menirukannya. Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika dimotivasi untuk melakukan sesuatu mereka dapat menambah perbendaharaan kata yang baru, dan hal tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu : perkembangan system saraf, kemampuan fisik yang memungkinkan, dan lingkungan yang mendukung. Salah satu penerapan dari ”Dynamic System Theory” yaitu pemberian stimulasi. Stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir (Dina Agoes Sulistijani & Maria Poppy Herlianty, 2008 :8). Tujuan pemberian stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan (Suherman, 2003 : 8). Stimulasi dilakukan oleh orang tua (Keluarga) setiap ada kesempatan atau sehari-hari, stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi (Suherman, 2000 : 23).
Perkembangan bahasa pada anak usia todler (1 – 3 tahun) merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu sekali dipantau. Karena merupakan salah satu tolak ukur dalam proses tumbuh kembang anak. Pada kenyataannya kecerdasan perkembangan bahasa setiap anak bersifat individual (berbeda-beda). (Nakita : Buku panduan tumbuh kembang anak), misalnya : Kemampuan menyebutkan namanya dengan lengkap, para ahli berpendapat bahwa umumnya 20% anak dapat menyebutkan namanya dengan lengkap setelah lebih 2,5 tahun, jika anak belum dapat menyebutkan namanya maka sebaiknya orang tua mengevaluasi kembali proses tumbuh kembangnya beberapa bulan (Rachmani, 2001 : 9). Berdasarkan study pendahuluan pada tanggal Juni 2009 di Posyandu Dusun Bulurejo, Desa Kedungombo,Kec.Tanjunganom , Kab. Nganjuk jumlah anak yang berusia 1 – 3 tahun sebanyak 32 anak, dari anak yang hadir didapatkan 19 anak mengalami keterlambatan perkembangan bahasa.
Penyebab keterlambatan perkembangan bahasa, diantaranya retardasi mental, gangguan pendengaran, maturation delay (faktor ini terjadi akibat terlambatnya maturasi proses neurologis yang dibutuhkan otak), penggunaan dua bahasa atau lebih dalam lingkungan rumah. Pengaruh sosial juga mempengaruhi, misal terkait kemiskinan, deprivasi sosial pada anak (stimulasi yang tidak adekuat, orang tua tunggal, stres emosional, dan penelantaran anak) (dr. Sabar Hutabarat SpA). Keterlambatan perkembangan bahasa secara optimal. Pemberian stimulasi, dorongan, dan kesempatan kepada anak untuk aktif dalam kegiatan yang melibatkan percakapan akan dapat mempercepat perkembangan bahasa pada anak. Apabila rangsangan atau stimulasi tidak diberikan dan adanya perlindungan yang berlebihan maka perkembangan anak dapat terhambat dan dapat menimbulkan gangguan pada penyesuaian dan pribadi anak.
Jika memang ditemukan adanya keterlambatan perkembangan bahasa pada anak, maka harus segera ditelusuri penyebabnya sebelum menentukan apa yang harus dilakukan. Bila penyebabnya karena perbedaan pola asuh atau orang tua yang terlalu protektif maka pertama-tama yang harus diubah adalah sikap orang tua. Orang tua harus selalu memberikan dorongan pada anaknya untuk bertanya, memilih, dan menjawab pertanyaan dengan kemampuan bahasanya. Dengan upaya ini akan semakin terpicu untuk melatih semua tahap perkembangan bahasanya, tetapi kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tubuh tertentu maka harus segera dikonsultasikan dengan dokter anak, agar kecerdasan perkembangan bahasa anak tumbuh dan berkembang optimal. Maka sebagai orang tua perlu memahami tahap-tahap perkembangannya dan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat sesuai tahap perkembangannya tersebut. Dengan demikian, bila terjadi keterlambatan atau gangguan pada perkembangan bahasa anak bisa segera terdeteksi dan dikoreksi (Ayah bunda, 2002).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latat belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah-masalah ”Adakah hubungan stimulasi orang tua dengan perkembangan pada anak usia todler (1 – 3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo,Ds.Kedungombo,Kecamatan Tanjunagom,Kab.Nganjuk.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah

C.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pemberian stimulasi orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia todler(1-3 tahun)
C.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi pemberian stimulasi pada todler (1 – 3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo, Ds.Kedungombo, Kec. Tanjunagom, Kab.Nganjuk
2. Mengidentifikasi perkembangan bahasa pada anak usia todler (1 – 3 tahun) diPosyandu Dsn.Bulurejo, Ds.Kedungombo, Kec. Tanjunagom,Kab.Nganjuk
3. Menganalisa hubungan pemberian stimulasi dengan perkembangan bahasa pada anak usia todler (1 – 3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo,Ds.Kedungombo,Kec. Tanjunagom,Kab.Nganjuk

D. Manfaat Penelitian
D.1 Bagi peneliti
Sebagai bahan atau sumber data untuk penelitian selanjutnya dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk penelitian yang lebih lanjut.
D.2 Bagi responden
Melalui penelitian ini diharapkan orang tua mengetahui perkembangan bahasa dan stimulasi/rangsangan seperti apa yang harus diberikan pada anak usia todler (1-3 tahun), sehingga perkembangan bahasa pada anak usia todler bisa dioptimalkan.
D.3 Bagi STIKes Satria Bhakti Nganjuk
1. Sebagai bahan asuhan dan kajian untuk penelitian berikutnya guna mencapai standart keperawatan yang baik.
2. Meningkatkan perbendaharaan sumber tertulis bagi STIKes Satria Bhakti Nganjuk dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

E. Batasan Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan pada perkembangan anak, sesuai dengan judul penelitian maka peneliti membatasi penelitian hanya pada :
1. Pemberian stimulasi perkembangan bahasa pada anak usia todler (1-3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo,Ds.Kedungombo,Kec. Tanjunagom,Kab.Nganjuk
2. Perkembangan bahasa pada anak usia todler (1-3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo, Ds.Kedungombo, Kec. Tanjunagom, Kab.Nganjuk
3. Hubungan pemberian stimulasi orang tua pada anak usia todler (1-3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo,Ds.Kedungombo,Kec. Tanjunagom, Kab.Nganjuk.






BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang mendasari penelitian yang meliputi : Konsep stimulasi, konsep perkembangan bahasa, konsep anak, konsep orang tua, kerangka konseptual, serta hipotesa.
A. Konsep Stimulasi
A.1 Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, stimulasi adalah rangsangan, dorongan, atau kecenderungan sedangkan menurut Dep.Kes.RI. 2005 : 15, stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang / tidak mendapat stimulasi (dr. Soetjiningsih, DSAK).
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Dep.Kes.RI. 2005 :15)
A.2 Tujuan stimulasi
Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal/sesuai yang diharapkan. Tindakan ini meliputi berbagai aktivitas untuk merangsang perkembangan anak, seperti latihan gerak, berbicara, berfikir, kemandirian, dan sosialisasi. Stimulasi dilakukan oleh orang tua (keluarga) setiap ada kesempatan atau sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi (Suherman 2000).
A.3 Prinsip Stimulasi
Tindakan pemberian stimulasi perkembangan pada anak dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan :
1. Sebagai ungkapan rasa kasih dan sayang, bermain dengan anak, berbahagia bersama.
2. Bertahap dan berkelanjutan mencakup 4 bidang kemampuan berkembang.
3. Stimulasi dilakukan dari tahap yang mudah dicapai oleh anak.
4. Dilakukan dengan wajar tanpa paksaan / hukuman atau marah bila anak tak dapat melakukannya.
5. Beri pujian bila anak berhasil.
6. Alat bantu sederhana dan mudah didapat misalnya mainan yang dibuat sendiri dari bahan bekas, alat yang ada di rumah atau benda yang terdapat di alam sekitarnya.
7. Suasana menyenangkan, bervariasi, dan segar agar tak bosan.
(Suherman, 2000 : 23)
Stimulasi pada anak umur 1 – 2 tahun
Perkembangan Bahasa Stimulasi
a. Lebih dari setengah pembicaraannya dapat dimengerti, contoh : berkata, ”Num” dari kata minum.

b.Dapat menyebutkan satu bagian tubuh.






c.Menggabung dua kata berlainan








d. Menyebutkan nama salah satu anggota keluarganya.










a. Ketika anak haus, letakkan botol susu di depannya dan latih anak untuk berkata ”Minum” sambil menunjuk ke arah botol, meskipun anak hanya dapat menyebutkan akhirannya yaitu ”Num”.
b. Ketika anak lapar pasti ia akan minta makanan.Ajari anak sewaktu makan harus pakai tangan kanan dan instruksikan anak menunjukkan tangan kanannya.Maka secara perlahan anak akan mengerti mana yang dimaksud tangan kanan.
c. Anak senang melihat gambar yang berwarna cerah.Letakkan gambar binatang dan tumbuhan kedekat anak.Ajari anak menyebutkan satu per satu gambar tersebut kemudian gabung nama gambar tersebut sehingga menjadi dua kata dan latih anak menyebutkan secara berulang-ulang.
d. Ketika anggota keluarga sedang berkumpul,kenalkan satu per satu nama anggota keluarga ke anak,kemudian minta anak menunjuk dan menyebutkan satu per satu nama anggota keluarga,secara bertahap anak akan mengerti.
Tabel 2.1 Stimulasi pada anak usia 1-2tahun

Stimulasi anak usia 2-3 tahun
a.Mengucapkan konsonan (a,b,t,k,y).



b.Memakai kalimat tiga kata yang terdiri subjek, predikat, objek.





c.Menyebutkan namanya dengan lengkap.



d.Membuat kesalahan suara spesifik(s,sh.ch,z,th,r,l)

a.Letakkan gambar hewan yang namanya mengandung huruf d,b,t,k,y kedekat anak.Ajari anak menyebutkan nama hewan digambar dan kemudian minta anak untuk mengulanginya.
b.Ajak bermain gambar hewan,misalnya sapi dan kemudian jelaskan seputar tentang sapi bisa makananya,tempat hidupnya,dll.Latih anak untuk merangkaikan kata-kata yang muncul dari sapi,berikan contoh terlebih dulu dan kemudian minta anak mengulanginya.
c.Kenalkan nama lengkapnya dan kemudian minta untuk mengulanginya.Panggil nama anak dengan lengkap dan minta anak menunjukkan jarinya.
d.Letakkan mainan yang mengandung nama huruf s,r,l,z ,kemudian minta anak menunjuk mainan yang paling dusukainya dan kenelkan mainan yang ditunjuk anak .Hal ini untuk mengetahui apakah ada kesalahan suara dan jika ada segera benarkan kesalahan pengucapan suara anak.
Tabel 2.2 Stimulasi pada anak usia 2-3 tahun


D. Konsep Ibu
D.1 Pengertian
Ibu adalah sebutan untuk orang yang telah melahirkan kita yang telah bersuami (Purwodarminto, 1991 : 91)
D.2 Peran ibu
1. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya
2. Pengurus rumah tangga
3. Sebagai pengasuh
4. Sebagai pendidik anak
5. Sebagai pelindung
6. Sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya
(Nazrul Effendi, 1998 : 34)

E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variable (baik variable yang diteliti maupun yang tidak diteliti). (Nursalam, 2008 :55). Sedangkan menurut Aziz A, 2003 : 34 Kerangka konseptual merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap judul yang dipilih sesuai dengan indikasi masalah. Konsep pada dasarnya adalah merupakan penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Soekidjo N, 2002 : 69)


Anak
Usia todler (1 – 3 tahun)




















Keterangan :
: Diteliti : Tidak diteliti


Gambar 2.1 Kerangka konsep hubungan stimulasi orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia todler (0-3 tahun) di Posyandu RW
2.6 Hipotesa
Hipotesa adalah suatu asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variable yang diharapkan menjawab pertanyaan dalam riset (Nursalam dan Pariani, 2000 : 36)
Ha : Ada hubungan antara pemberian stimulasi dengan perkembangan bahasa pada anak usia todler (1 – 3 tahun)


















BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008 : 81).
Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan peneliti adalah cose control. Penelitian cose control yang merupakan rancangan penelitian yang membandingkan antara kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan. Penelitian ini dikenal dengan retrospektif yaitu rancangan bangun dengan melihat ke belakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesakitan ysng diteliti (Alimul A., 2007 : 51).

B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan Di Posyandu Dsn.Bulurejo,Ds.Kedungombo, Kec.Tanjunagom, Kab.Nganjuk dan akan dilakukan pada waktu pelaksanaan mulai tanggal ......................... sampai dengan .................

C. Kerangka Penelitian
Merupakan bagan kerja terhadap rangsangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek penelitian), variabel yang akan diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Alimul, Aziz, 2003 : 34).Kerangka kerja sebagai berikut :






















Gambar 3.1 Kerangka penelitian hubungan stimulasi orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia todler (1 - 3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo,Ds.Kedungombo,Kecamatan Tanjunagom,Kab.Nganjuk



D. Sampling Desain
D.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003 : 93). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia todler (1-3 tahun) Di Posyandu Dsn.Bulurejo,Ds.Kedungombo,Kecamatan Tanjunagom,Kab.Nganjuk


D.2 Sampel penelitian
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003 : 95). Sampel yang digunakan adalah ibu yang mempunyai anak usia todler (1 - 3 tahun) di Posyandu RW Desa Kedungombo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk dengan jumlah anak. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003 : 96).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Keluarga anak yang bersedia untuk diteliti
2. Keluarga anak yang bisa membaca dan menulis
3. Keluarga dan anak yang ada saat pengambilan data
4. Keluarga dengan anak minimal usia 12 bulan
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi (Nursalam, 2003 : 97).
Keluarga yang tidak ada pada saat pengambilan data atau yang datang dengan anak bukan ibu atau pengasuhnya.


















Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian hubungan stimulasi orangtia dengan
Perkembangan bahasa pada anak usia todler(1-3tahun).Di
Posyandu Dsn.Bulurejo, Ds.Kedungombo ,Kec. Tanjunganom,
Kab.Nganjuk

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor
Variabel independen stimulasi orang tua pada anak usia todler



Variabel dependen perkembangan bahasa pada anak usia todler (1-3 tahun) Suatu rancangan yang diberikan oleh orang tua kepada anak usia todler



Tingkat perkembangan bahasa yang harus dicapai anak pada usia todler - Macam stimulasi
- Cara pemberian stimulasi
- Waktu pemberian stimulasi
- Tempat pemberian stimulasi
- Jenis stimulasi

- Tahap-tahap perkembangan bahasa
- Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa
- Tanda dan gejala terjadinya kelainan perkembangan bahasa.


D.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008 : 93). Dalam penelitian ini, pengambilan sample menggunakan metode purposive sampling disebut juga judgement sampling. Adalah suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008 : 94).

E. Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dll) (Soeparto Tata Putra dan Hariyanto, 2000 : 54) dikutip oleh (Nursalam, 2008 : 97). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu :
1. Variabel independent (variabel bebas)
Merupakan variabel yang menjadi sebab atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini dikenal dengan nama variabel bebas, artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Aziz Alimul, 2008 : 37). Variabel independent dalam penelitian ini adalah pemberian stimulasi orang tua pada anak usia todler (1-3 tahun)


2. Variabel dependent (variabel tergantung)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini dapat tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan (Alimul A, 2003 : 37). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perkembangan bahasa pada anak usia todler (1-3 tahun).

F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara bertahap suatu objek atau fenomena (Alimul A, 2002 : 39).

G. Pengumpulan Data dan Analisa Data
G.1 Pengumpulan data
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan :
1. Mengurus surat izin penelitian ke STIkes Satria Bhakti Nganjuk.
2. Mengurus surat izin penelitian ke DINKES Kabupaten Nganjuk.
3. Mengurus surat izin penelitian kepada Kepala Puskesmas Desa Kedungombo.
4. Mengurus surat izin penelitian kepada Posyandu Dusun Bulurejo, Desa Kedungombo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk.
5. Memberi penjelasan kepada calon responden dan jika bersedia menjadi responden dipersilahkan menandatangani lembar informed concent.
6. Responden harus mengisi daftar pertanyaan dalam angket yang diberikan kemudian diserahkan pada peneliti.
7. Peneliti melakukan observasi pada anak dengan menggunakan standarisasi perkembangan sesuai dengan usia anak (KPSP).
8. Peneliti melakukan pengolahan meliputi pengumpulan jawaban tabulasi, coding, narasi, memproentasikan setiap variabel kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala kualitatif dan uji statistic dengan spearman rank dengan program SPSS veri II signifikasi nilai 0,05.
9. Peneliti melakukan pengolahan data hasil observasi.
G.2 Instrumen penelitian
Yang dimaksud dengan instrumen adalah alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik / dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002 : 236). Pengumpulan data yang digunakan pada variabel independent adalah dengan quisioner dan pada variabel dependen dengan observasi dan check list (). Dari hasil pengisian quisiner serta observasi dan check list ditabulasikan dan dianalisis, disajikan dalam bentuk table berdasarkan tiap-tiap variabel kemudian diuraikan sesuai hasil yang dicapai guna mengetahui hubungan pemberian stimulasi orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia todler (1-3 tahun).

G.2. Analisa Data
Sebelum dilakukan perhitungan setiap item pertanyaan akan diberikan skor sebagai berikut :
1. Pemberian stimulasi pada anak usia todler(1-3 tahun)
Bila dilakukannya nilainya 1
Bila tidak dilakukan nilainya 0
2. Perkembangan bahasa pada anak usia todler(1-3 tahun)
Bila ya nilainya 1
Bila tidak nilainya 0
Dari hasil jawaban responden yang telah diberi nilai kemudian dibandingkan /dibagi dengan jumlah maksimal lalu dikalikan 100%
Dengan rumus :
N = Sp x 100%
Sm
Keterangan :
N : Nilai yang didapat
Sp : Skor yang didapat
Sm : Skor maksimum




Pemberian stimulasi orangtua pada anak usia todler (1-3 tahun)
a.baik : 81%-100%
b.cukup : 61%-80%
c.kurang : < 60%
Perkembangan bahasa pada anak usia todler(1-3 tahun)
a.sesuai : 81%-100%
b.meragukan : 61%-80%
c.penyimpangan/kurang : < 60%
Tehnik/uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
Tehnik Spearman Rank dengan rumus :
∑bi2
n(n2-1)
keterangan :
ρ : Koefisien korelasi Sperman Rank
bi: Selisih antara variabel 1 dan 2
n: Jumlah sample







Kemudian diinterprestasikan dari korelasi menurut ukuran yang konservatif
Yaitu :
Besarnya r Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tinggi
Cukup
Angka rendah
Rendah
Sangat Rendah(tidak berkorelasi)

( Arikunto,1998:260)
Dalam penelitian menggunakan uji statistik korelasi Sperman Rank dengan tingkat signifikan α < 0.05 .Kaidah pengujian yang digunakan adalah menerima Ha atau menolak Ho.Sedangkan analisa data dalam penelitian ini digunakan program SPSS 11.

H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian,peneliti mengajukan permohonan ijin,kemudian quisioner dikirim keobjek yang diteliti dan peneliti melakukan observasi kemudian mengisi check list dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
H.1 Informed consent
Lembar persetujuan diberikan kepada responden.Tujuannya adalah subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dan dampak diteliti selama pengumpulan data.Jika subjek menolak,maka peneliti tidak akan memaksa
H.2 Anonimity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden,peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar quisioner,hanya diberi kode responden.

H.3 Confidentiallity (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan/dilaporkan sebagai hasil riset.

I.Keterbatasan
I. 1 Faktor Feasibility
Pengambilan sample pada penelitian sangat terbatas,sehingga jumlah dan hasilnya kurang sempurna/kurang memuaskan.
I.2 Kemampuan Peneliti
Pada penelitian ini merupakan penelitian pertama, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
KONSEP DASAR INFEKSI POST PARTUM

A. Definisi
Istilah infeksi post partum mencangkup semua peradangan yang disebakan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.

B. Cara terjadinya infeksi
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
1. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina kedalam uterus. Kemungkinan yang lain bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan kedalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2. Droplet Infection.
3. Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila menyebabkan pecahnya ketuban.
4. infeksi intra partum

C. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas ialah :
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre eklamsia; juga infeksi lain, seperti pnemonia, penyakit jantung, dsb.
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3. Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan jalan lahir
4. Tertinggalnya sisa placenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

D. Gambaran klinis infeksi kala nifas dapat melalui :
1. Infeksi lokal
• Pembengkakan luka episiotomi
• Terjadi penanahan
• Perubahan warna lokal
• Pengeluaran lokhia bercampur nanah
• Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri
• Temperatur badan dapat meningkat
2. Infeksi umum
• Tampak sakit dan lemah
• Temperatur meningkat diatas 39 C
• Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat
• Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak
• Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma
• Terjadi gangguan involusi uterus
• Lokia : berbau dan bernanah serta kotor.
E. Patologi
Setelah kala III, daerah bekas insersio placenta merupakan luka dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami luka saat persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum, yang semuanya merupakan tempat masuknya kuman-kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau dapat menyebar diluar luka asalnya.

F. Jenis Infeksi
1. Infeksi Genetalia
a. Infeksi pada luka episiotomi
b. Infeksi pada vagina
c. Infeksi pada serviks yang luka

2. Infeksi sistem perkemihan
a. Infeksi yang terjadi mulai infeksi kaliks renalis sampai meatus urethra.
b. Sebagian besar adalah asimtomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil dan post partum.
c. Penyebab ISK, 85 %-90% disebabkan E. Koli dan Klebsiela Enterobakter. Jarang sekali disebabkan oleh bakteri anaerob.

3. Infeksi Payudara
a. adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama staphylococus aureus melalui luka puting susu, atau melalui peredaran darah.
b. Penanganan
• Bila terjadi mastitis pada payudara yang sakit penyusuan bayi dihentikan.
• Karena penyebab utama adalah staphylococus aureus, antibiotika jenis penisilin dengan dosis tinggi dapat membantu, sambil menunggu hasil pembiakan dan uji kepekaan air susu.
• Lokal dilakukan kompres dan pengurutan ringan dan penyokong payudara ; bila panas dan nyeri obat-obat anti panas dan anlgetika.
• Bila terjadi abses lakukanlah insisi radial sejajar dengan jalannya duktus laktiferus. Pasang pipa (drain) atau tamponade untuk mengeringkan nanah.

4. Thrombophlebitis
a. Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabang sehingga terjadi tromboflebitis.
b. Klasifikasi :
• Pelviotromboflebitis
Pelviotromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika.
• Tromboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea dan vena safena.

G. Pencegahan
1. Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi nifas, harus diusahakan memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan faktor penting; karenanya, diet yang baik harus diperhatikan. Koitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.

2. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarit-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Demikian pula semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak boleh masuk kamar bersalin; alat-alat, kain-akain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan bila perlu, indikasi serta kondisi untuk bedah kebidanan harus dipatuhi. Selanjutnya, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan tranfunsi darah harus diberikan menurut keperluan.

3. Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari-hari pertama post partum harus dijaga gar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Oleh sebab itu, semua alat atau kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.
Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin. Tipa penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas yang sehat.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. N.H DENGAN KEHAMILAN GANDA/GEMELLI DIPOLIKLINIK HAMIL I
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA














OLEH :
SUBHAN
NIM. 011030170 B




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2001

LEMBAR PENGESAHAN




Laporan Asuhan Keperawatan Dengan Judul :

ASUHAN KEPERAWATAN NY. N.H DENGAN KEHAMILAN GANDA/GEMELLI DIPOLIKLINIK HAMIL I RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Telah Mendapat persetujuan dari Pembimbing Akademik dan Klinik








Menyetujui


Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik




DINA RIA NK. ALIT A
NIP. 140 098 489 NIP.

LEMBAR KOMPETENSI
PROGRAM PROFESI ILMU KEPERAWATAN MATERNITAS



Nama Mahasiswa : ……………………………
NIM : ……………………………

NO URAIAN TANGGAL TANDA TANGAN PEMBIMBING
1 Asuhan Keperawatan Pada Ibu Prenatal :
• Melaksanakan Pengkajian Ibu hamil (wajib).
• Pemeriksaan Ibu hamil
• Melakukan tindakan kepera-watan pada ibu hamil :
 Pendidikan kesehatan
 Senam hamil
 Melakukan Breast care
 Imunisasi ibu hamil.
2 Asuhan Keperawatan Pada Ibu Intra Partum (Kala I – IV) dan Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir :
• Melakukan Pengkajian Intra partum (Askep Kala I – IV)
• Menolong persalinan normal minimal 2 orang.
• Memotong tali pusat dan me-ngisap lendir
• Menentukan apgar score
• Memandikan bayi
• Menimbang berat badan (BB) mengukur panjang badan (PB), lingkar kepala serta ling kar dada bayi.
3 Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum :
• Vulva Hygiene
• Perawatan buah dada
• Senam nifas
• Pendidikan kesehatan
• Penyuluhan KB dan pemberi-an kontrasepsi








4 Asuhan Keperawatan Ibu dengan Gangguan Kesehatan Reproduksi
• Melakukan pengkajian
• Melakukan perawatan pasien sebelum dan sesudah pemerik saan diagnostik
• Melakukan perawatan ibu de ngan sistem reproduksi


ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN GANDA/GEMELLI DIPOLIKLINIK HAMIL I RSUD Dr.SOETOMO SURABAYA


Nama : Subhan Ruangan : Poli Hamil I
NIM : 019930023 B No.Reg : 10013155
Pengkajian Tgl. : 15 Agustus 2001 Jam : 10.15 Wita

A. IDENTITAS
• Nama : Ny. E.Z Nama suami : Tn. Y.B
• Umur : 30 Tahun Umur : 34 Tahun
• Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Madura/Indonesia.
• Agama : Islam Agama : Islam
• Pendidikan : SMEA Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
• Alamat : Jl.Wonokusumo Alamat : Jl.Wonokusumo
Wetan No.57,sby wetan No.57,sby
• Status perkawinan : Kawin 1 x Usia perkawinan : 11 Tahun.

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Persepsi Terhadap Kehamilan
a. Mengapa ibu datang keklinik karena kehamilan sudah memasuki ming-
gu ke 37/38 dan diduga kembar.
b. Persepsi Ibu terhadap kehamilan ibu mengharapkan anaknya nanti lahir
dengan selamat dan bila Tuhan mengijinkan anak perempuan karena su-
dah mempunyai 2 anak lelaki.
c. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan dalam kehidupan sehari-
hari? ya,karena kehamilan/perut ibu sangat besar,sehingga aktivitas men
jadi terbatas,ibu sering mengalami nyeri pinggang.
d. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan,tidak mengalami ke-
lainan selama kehamilan hingga persalinan nanti.
e. Ibu tinggal dengan suami dan 2 orang anak laki-laki serta pembantu.
f. Siapa orang yang terpenting bagi ibu ? Suami dan anak-anak.
g. Sikap keluarga terhadap keadaan saat ini sangat mendukung
h. Kesiapan mental menjadi ibu : ya,walau khawatir mengenai proses per- salinan nanti (keselamatan diri dan bayinya).
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 12 tahun Siklus : teratus tiap bulan
Banyaknya : Banyak Lamanya : ± 5 hari
Disymenorrhoe : Tidak HPHT : 26 Nopember 2000
Keluhan : Nyeri pinggang,keluar lendir warna putih.
b. Riwayat Kehamilan
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
NO. TAHUN Umur ke-hamilan penyulit jenis Peno long penyulit Lase-rasi Infeksi perdarahan Jenis bb pj
I





II 1992





1996 9 bln





9 bln Tdk ada




Tdk ada Spon-tan




Spon-tan Bidan




Bidan Tdk ada




Tdk ada Tdk ada




Tdk ada Td k ada




Tdk ada Tdk ada




Tdk ada Laki-laki




Laki-laki 2,9 kg




2,7 kg Lupa


Lupa

c. Kehamilan Sekarang
• Diagnosa : G3 P2 A 0 H 0 Mg 0 H 2
• Imunisasi : TT1 sudah; TT2 sudah
• ANC : 5 Kali tapi status hilang/terselip
• Keluhan selama Hamil :
• Mual dan muntah pada trimester pertama,pusing ya bila bangun dari duduk atau tiduran,saat ini sering nyeri pinggang dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
• Pengobatan selama hamil Tidak ada
• Pergerakan janin Ya sejak usia kehamilan 6 bulan ,ramai/banyak
• Rencana perawatan bayi : sendiri dibantu oleh orang tua dan pembantu
• Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
• Breast care : Ya
• Perineal care : Ya
• Nutrisi : Ya
• Senam Nifas : Ya
• KB : Ya
• Menyusui : Untuk 2 atau lebih bayi sekaligus belum tahu caranya
3. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB: ya,jenis kontrasepsi yg digunakan : Pil KB,sejak setelah anak pertama lahir,tidak ada masalah berhubungan dengan penggunaan Pil’
4. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : Tidak ada
Pengobatan yang didapat : Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : DM (-),Jantung (-),Hipertensi (-),Gemelli (-)
Secara keseluruhan dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit
Tersebut diatas.
5. Kebutuhan Dasar Khusus
1. Pola Nutrisi
Frekuensi makan : 3 x sehari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan rumah : Nasi,lauk pauk,buah-buahan kadang susu
Makanan yg tidak disukai/alergi/pantangan : Tidak ada
2. Pola eliminasi
BAK sering 5– 6 x/hari,warna kuning muda,keluhan terlalu sering kencing
BAB teratur 1 x hari,warna kuning,bau agak menusuk,konsistensi lem-bek,keluhan tidak ada.
3. Pola Personal Hygiene
Mandi 2 – 3 x/hari, pakai sabun mandi.
Oral hygiene/gosok gigi 3 x/hari; pagi,siang,sore atau setelah makan
Cuci rambut 2 x/minggu,pakai shampo
4. Pola Istirahat dan Tidur
Lama tidur 7 – 8 jam/hari,sebelum tidur minum air putih,selama hami posisi tidur terus terlentang,miring agak sulit
5. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan selama hamil memasuki trimester ke- III klien istirahat bekerja hanya diam dirumah,membantu memasak dan bersih-bersih rumah,olahraga jalan-jalan pagi dan ikut senam hamil 0,5 jam – 1 jam keluhan dalam aktivitas nyeri pinggang dan pusing
6. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Merokok,minuman keras dan ketergantungan obat : tidak ada

6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg Nadi : 80 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt Suhu : 36,70c
Berat Badan : 70 Kg Tinggi Badan : 150 cm.

1. Sistem penglihatan
Mata simetris, kelopak mata normal,gerakan mata normal,pergerakaan ti dak ada kelainan,konjuntiva normal/merah
2. Sistem pernapasan
Jalan napas bersih,pernapasan tidak sesak dengan atau tanpa aktivitas, suara napas vesikuler,tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
3. Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apikal 86 x/mnt,irama teratur,bunyi S1S2 tung-gal,sakit dada tidak ada baik saat aktivitas maupun tidak, klien sering pusing
4. Sistem pencernaan
Gigi tidak ada carries,tidak memakai gigi palsu
5. Sistem Urogenital
BAK 5 – 6 x/hari terkontrol,jumlah 1500 cc – 2000 cc/24 jam,warna kuning jernih.
6. Sistem integumen dan muskuloskletal
Turgor kulit elastis,warna kulit kemerahan,kontraktur pada ekstrimitas tidak,kesulitan pergerakan tidak, kedua ekstrimitas bawah edema.
7. Dada dan axilla
Mamae membesar ya,areola mamae warna coklat kehitaman,papila ma mae menonjol,colostrum keluar sedikit.

PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN DAN GENITAL
PEMERIKSAAN ANTENATAL
A. Inspeksi
Membesar, arah kedepan,linea alba dan nigra (+),Striae albican,Luka bekas epistiotomi (+)
B. Palpasi
• Leopold I :
• TFU : 48 cm
• Berisi : 2 orang janin (perabaan)
• Leopold II : Punggung bayi I teraba disamping kanan agak kebawah,bayi ke II pada samping kiri agak keatas.
• Leopold III: Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul.
• Leopold IV: Bagian bawah anak adalah bahu dan belum masuk rongga pang-gul.tangan konvergen.
• Osborn test : Tidak dilakukan
• TBJ : Tidak dilakukan
• Kontraksi : Belum ada,hanya kadang-kadang mulas seperti mau BAB.
C. Auskultasi :
DJJ : 121 x/mnt / 121 x/mnt, kuat dan teratur

Data Tambahan :
• G3P20002, 5 tahun menikah.
• HPHT : 26 Nopember 2000
• Tapsiran Persalinan : 2 September 2001
• Periksa kencing bukan hamil saat kehamilan 6 bulan.

7. Data penunjang
A. Laboratorium
• Hb : 11 gr %
• Albumin : + 1
B. USG : Hasil tidak dibawa/status hilang (terselip)
C. Rontgen : Hasil tidak dibawa/status hilang (terselip)
D.Terapi : vitamin B 1 x 1 tab
Aktifet 2 x 1
Kalk 1 x 1 tab

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH PARAF
S: Kx.mengeluh pi-nggangnya sakit & cepat lelah.
D: BB= 70 Kg,Ha-mil 37/38 mgg, ke- hamilan kembar,ak-tivitas terbatas,seri-ng pusing,TD=140/ 90 mmHg,Nadi= 80 x/mnt
Hamil 37/38 mgg

Perubahan bentuk dan berat badan serta kehamilan kembar

Pembesaran uterus yg menekan diafragma dan peningkatan volume darah

Keletihan/kelelahan Intoleransi aktivitas
S: Kx.merasa kha-watir dng proses persalinan nanti
O: Banyak bertanya gelisah,tdk konsen-trasi dlm menjawab pertanyaan,riwayat keturunan kembar tdk ada, TD=140/90 mmHg Hamil 37/38 mgg

Kehamilan kembar

Prosedur invasif yg akan dilakukan

cemas

Cemas
S: Kx.mengeluh se ring pusing,keletih an,nyeri pinggang.
O: TD=140/90 mm Hg,ekstrimitas ba-wah edema,BB=70 Kg,TB= 150 cm,ha-mil kembar. Hamil 37/38 mgg

BB tidak sesuai TB,hamil kembar,edema tungkai,-TD=140/90 mmHg

Keletihan

cidera Resiko terjadi cidera


RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.E.Z No.Rekam Medis : 10013155 Kunjungan Ke : V
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1 Intoleransi aktivitas B/D keletihan Klien dapat menge-tahui aktivitas yg bi-sa dan boleh ia laku-kan.
Kriteria hasil :
Dpt diidentifikasi faktor-faktor yg me-nurunkan toleran ak-tivitas.
Klienmampu menye butkan aktivitas yg boleh ia lakukan,spt: jalan,melipat pakai-an,menata meja & ADL 1. Kaji respon klien terha-dap aktivitas,spt meng-ukur TTV
2. Berikan penyuluhan ten-tang penyebab keletihan pada pertengahan masa kehamilan akhir dan akti vitas yg dilakukan saat hamil
3. Ajarkan klien metode pe-nghematan energi u/akti-vitas 1. Dapat diketahui sampai sejauh mana ke-mampuan kx.mela kukan aktivitas
2. Dapat diketahui penyebab keletihan & ak tivas yg dpt dilakukan saat hamil klien da pat melakukan/melaksanakan tanpa pera-saan khawatir.

3. Klien dapat melakukan aktivi tas secara efektif tanpa pem-borosan energi.
2 Cemas B/D prosedur inva sif saat pengakhiran keha milan Cemas berkurang at- au hilang setelah di-berikan penyuluhan
Kriteria hasil :
Klien menjelaskan ia tidak lagi khawatir.
Tidak lagi gelisah. 1. Kaji tingkat kecemasan : ringan,sedang,berat,panik
2. Berikan kenyaman & ke-tentraman hati.
3. Jelaskan tentang perawat-an hamil, persalinan, pas-ca persalinan,prognosa & prosedur yg mungkin dila kukan. 1. Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
2. Meyakinkan klien bahwa ia benar men-dapat pertolongan.
3. Mengurangi kecemasan kare-na klien su-dah mengerti apa yg akan dihadapi/jalani nya nanti
3 Resiko terjadi cidera B/D keletihan akibat pening-katan BB,kehamilan kem bar Cidera tidak terjadi,-setelah diberikan penyuluhan.
Kriteria hasil :
Dapat mengidentifi-kasi faktor-faktor yg meningkatkan kemu ngkinan thd cidera.
Dapat menerangkan cara agar tidak sam-pai cidera.
TD= 120/80 mmHg 1. Anjurkan klien u/ tidak melakukan aktivitas sen-diri dan menghindari akti vitas yg membahaya diri dan kandungannya.
2. Anjurkan klien u/ kontrol minimal 2 x/bulan
3. Ajarkan klien u/ melaku-kan aktivitas yg aman & ringan.
4. Pantau TTV setiap kali kontrol 1. Dapat dicegah terjadinya cidera.




2. Persalinan sudah dekat u/ mengehindari penyulit saat persalinan dan dapat segera diatasi.
3. Aktivitas tetap dapat dilaku-kan dengan resiko cidera minimal.
4. Kelainan menjelang proses persalinan da-pat segera diketahui dan diatasi

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. E.Z No. Rekam Medis : 10013155 Kunjungan Ke : V

NO.DIAGNOSA TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
1
















2









3 15/8/01
















15/8/01









15/8/01 09.45



10.20


10.35




11.35




10.45




10.15
11.00



10.10


11.50 Melakukan anamnesa
Mengukur TB= 150 cm dan menimbang BB= 70 Kg, TD=140/90 mmHg,Nadi= 80 x/mnt, RR= 20 x/mnt.
Menanyakan penyebab keletihan klien,sa-at aktivitas, setelah aktivitas atau saat istirahat ? setelah aktivitas.
Memberikan penyuluhan bahwa penyebab keletihan adalah akibat peningkatan BB terutama dng kehamilan kembar dimana kehamilan sudah memasuki minggu terak-hir,serta aktivitas yg bisa dilakukan.
Mengajarkan cara penghematan energi spt istirahat yg cukup,duduk saat melakukan aktivitas,segera hentikan aktivitas bila ke-lelahan

Memberikan penjelasan tentang perawat-an kehamilan terutama kehamilan kembar, proses persalinan,pasca persalinan & pro-sedur invasif yg mungkin akan dilakukan
(Operasi sc,Vacuum,Forcep).
Mendamping klien selama pemeriksaan
Mengevaluasi tingkat kecemasan klien.
Menyarankan klien untuk kontrol terus minimal 2 x/bulan.

Menganjurkan klien agar selalu didampi-ngi oleh suami/keluarga serta melakukan aktivitas yg ringan dan aman.
Mengukur TD= 140/90 mmHg; Nadi= 88 x/mnt; RR= 20 x/ mnt.
S : Klien masih mengeluh pinggangnya sa-kit,letih dan agak pusing,klien dapat men-jelaskan & mengidentifikasi faktor penye-bab keletihannya serta aktivitas yg bisa di- lakukan
O: TD= 140/90 mmHg,Nadi= 88 x/mnt,RR= 20 x/mnt.
A: Masalah teratasi sebagian,klien sudah me-ngetahui penyebab keletihannya serta tahu cara pengehematan energi.
P :Tetap teruskan rencana intervensi






S : Klien mengatakan tidak lagi merasa khawatir
O: Klien tidak lagi gelisah,tenang dan tidak lagi tegang.
A: Masalah teratasi
P : Rencana Intervensi tidak diteruskan.




S : -
O: Klien dapat menjelaskan faktor apa saja yg dpt menimbulkan cidera dan cara mencegah atau menghindarinya
A: Masalah teratasi
P :Rencana intervensi tdk diteruskan,tapi tetap lakukan pengawasan terhadap klien.
Evaluasi Keseluruhan :

Diagnosa 1 teratasi sebagian klien masih mempunyai keluhan,Diagnosa 2 dan 3 teratasi tapi tetap dilakukan pengawasan saat kontrol nanti.
DAFTAR PUSTAKA


Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung
Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta
……………...2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.
Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.

format pengkajian maternitas

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MATERNITAS


Tanggal masuk : ……………… Jam masuk : ………………..
Ruang/kelas : ……………… Kamar No. : ………………..
Pengkajian tanggal : ………….. Jam : ………………..

A. IDENTITAS
Nama pasien : ……………. Nama suami : ………………
Umur : ……………. Umur : ………………
Suku/Bangsa : …………… Suku/Bangsa : ………………
Agama : ……………. Agama : …………….
Pendidikan : ……………. Pendidikan : …………….
Pekerjaan : ……………. Pekerjaan : …………….
Alamat : ……………. Alamat : …………….
Status perkawinan : ………...


B. RIWAYAT KEPERAWATAN :

1. PERSEPSI TERHADAP KEHAMILAN/PERSALINAN/NIFAS :
a. Mengapa ibu datang ke klinik ………………………………….
b. Perseopsi ibuterhadap kehamilan/persalinan / nifas ……………………….
c. Apakah kehamilan/persalinan/ nifas ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari – hari ? bila ya bagaimana ……………………………
d. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan/persalinan /nifas ………
e. Ibu tinggal dengan siapa ………………………………………………….
f. Siapa orang yang terpenting bagi ibu …………………………………….
g. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini …………………………….
h. Kesiapan mental untuk menjadi Ibu : ( ) Ya ( ) Tidak


2. RIWAYAT OBSTETRI
A. Riwayat Menstruasi :
• Menarche : umur …………. Siklus : teratur ( ) tidak ( )
• Banyaknya : ……………….. Lamanya : ………………………
• HPHT : ……………….. Keluhan : ………………………
B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
NO. TAHUN Umur kehamilan penyulit jenis penolong penyulit laserasi infeksi perdarahan Jenis bb pj











C. Kehamilan Sekarang :
Diagnosa : G ……..P……….A……… H ………Mg
Imunisasi : TT 1 – sudah – belum
TT2 – sudah – belum
ANC berapa kali ………………………………
Keluhan selama hamil :
– mual
– muntah
– pusing
Lainnya ; ……………………………………

Pengobatan selama hamil – ya – tidak
Pergerakan janin : – ya – tidak Sejak usia, ………………………..


Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain lain
Kesangggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
• Breast care : ( ) Ya ( ) Tidak
• Perineal care : ( ) Ya ( ) Tidak
• Nutrisi : ( ) Ya ( ) Tidak
• Senam nifas : ( ) Ya ( ) Tidak
• KB : ( ) Ya ( ) Tidak
• Menyusui : ( ) Ya ( ) Tidak
D. Persalinan Sekarang :
1. Keluhan His
Mulai kontraksi tanggal/jam ……………..
– teratur – tidak
interval ……………………………………
lama ………………………………………
Kekuatan …………………………………

2. Pengeluaran Pervagina
Jenis : – Lendir – Darah – Darah lendir – Air ketuban.
Jumlah : ………………………………..

3. Periksa Dalam : Jam ………………………..
Oleh ……………………….
Hasil ………………………
Effecement …………%
Ketuban : + / -
Presentasi anak …………
Bidang Hodge ………….
4. Kala Persalinan :
a. Kala I :
- Mulai persalinan : Tgl …………. Jam ………….
- Lama kala I :……… Jam ………..Menit
- Pengobatan yang didapat : ……………..

b. Kala II :
- Mulai : Tgl ………….. Jam………….
- Lama kala II : ………..Jam …………. Menit
- Pengobatan yang didapat : ………………….
- Penyulit : ………………….
- Cara mengatasi : ……………………………
- Keadaan bayi :
Lahir tgl : ……………… Jam ……………..
Jenis Kelamin : L / P
Apgar Score 1 : ……………….
Apgar Score 5 : ……………….
c. Kala III
- Mulai : Tgl ………………Jam………………….
- TFU ………………….kontraksi uterus : – baik – jelek
- Lama Kala III : ………..Jam ………….. Menit.
- Cara kelahiran plaasenta : – spontan – tindakan
ebutkan ……………..
- Kotiledon : – lengkap – tidak
- Selaput : – lengkap – tidak
- Perdarahan selama persalinan : …………………CC.
- Pengobatan yang didapat : ………………………….

d. Kala IV :
- Keadaan Umum : …………………
- Tanda vital :
TD : …………..mmHg P : …………X/menit
N : ………….X/menit S :………….°C
- TFU : ……………………………
- Kontrakssi uterus : – baik – jelek
- Perdarahan : – Ya – tidak Jumlah : ………CC
- Perineum : – Ruptur spontan – Episiotomi
Jumlah Hecting : ………..

5. Keadaan Bayi :
a. BB : ………………gram
b. PB : ………………CM
c. Pusat: – Normal – Abnormal
d. Perawatan tali pusat :
– Alkohol 70%
– Bethadine
– Lainnya :……………
e. Anus : – berlubang – tertutup
f. Suhu : …………°C
g. Lingkar kepala :
Lingkaran Sub Occipito Bregnatica : ………….Cm.
Lingkaran Fronto Occipitalis : ………….Cm
Lingkaran Mento Occipitalis : ………….Cm.
h. Kelainan kepala :
– Caput succedanum – Cephal Hematoma
– Hidocephalus – Microcephalus
 An encephalus
Lain – lain :………………
Pengobatan yang didapat :………………………………….


E. Pos Partum sekarang
Riwayat persalinan sekarang …………………………..
Tipe persalinan : Spontan / Bantuan …………………
Lama Persalinan :
Kala I : …………………. Jam
Kala II : …………………..Jam
Kala III : …………………..Jam
Kala IV : ………………….. Jam

3. . Riwayat Keluarga Berencana
• Melaksanakan KB : ( ) ya ( ) tidak
• Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) IUD ( ) Pil ( ) suntik ( ) Implant
( ) lain – lain. Sebutkan ……………………………………..
• Sejak kapan menggunakan kontrasepsi ………………………..
• Masalah yang terjadi : …………………………………………

4. Riwayat Kesehatan :
Penyakit yang pernah dialami ibu : ………………………………...
Pengobatan yang didapat : …..……………………………………….
Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya : sebutkan ……………………………………

5. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS :
1. Pola nutrisi
a. Frekwensi makan : ……………………..x/hari
b. Nafsu makan : ( ) baik ( ) tidak nafsu , alasan …………………………………
c. Jenis makanan rumah : ……………………………………………………………..
d. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : ( ) ada ( ) tidak ada
Bila ada sebutkan sebutkan : ………………………………………………………

2. Pola eliminasi
BAK
a. Frekwensi : ……………..kali
b. Warna : ……………..
c. Keluhan yang berhubungan dengan BAK : ……………
1)
2) BAB
a. Frekwensi : ……………..kali
b. Warna : ……………..
c. Bau : ……………..
d. Konsistensi : ……………..
e. Keluhan : ……………..

3. Pola personal Hygiene
a. Mandi
• Frekwensi : …………………x/hari
• Sabun : ( ) Ya ( ) tidak
b. Oral hygiene
• Frekwensi :………………….x/hari
• Waktu : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Setelah makan
c. Cuci rambut
• Frekwensi : …………………x/hari
• Shampo : ( ) ya ( ) tidak

4. Pola istirahat dan tidur
• Lama tidur : …………. Jam /hari
• Kebiasaan sebelum tidur : ……………………………………………………
Keluhan : …………………………………………………………………….
5. Pola aktifitas dan latihan
• Kegiatan dalam pekerjaan : ……………………………………………………
• Waktu bekerja : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Malam
• Olah raga : ( ) Ya ( ) Tidak
Jenisnya : ……………………………………………………………………
Frekwensi : ………………………
• Kegiatan waktu luang : ………………………
• Keluhan dalam aktifitas : ………………………………………………………

6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
 Merokok : ( ) Ya , sebutkan ………………………………. ( ) Tidak
 Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ………………………………. ( ) Tidak
 Ketergantungan obat : ( ) Ya , sebutkan ……………………….. ( )Tidak

6. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : ………………… Kesadaran : …………………
• Tekanan darah : ………………… Nadi : ……………...x/menit
• Respirasi : ………………… Suhu : ………………x/menit
• Berat badan : ………………kg Tinggi badan : ………………..cm

1. Sistem penglihatan
• Posisi mata : ( ) simetris ( ) Asimetris
• Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis
• Gerakan mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
• Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
• Konjungtiva : ( ) Normal /merah ( ) Anemis ( ) sangat merah
• Kornea : ( ) Normal ( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan
• Sklera : ( ) Ikterik ( ) Anikterik

2. Sistem Pernafasan
• Jalan nafas : ( ) Bersih ( ) Sumbatan
( ) sputum ( ) Lendir ( ) Darah ( ) Lidah
• Pernafasan : ( ) Sesak ( ) Tidak sesak
( ) Dengan aktifitas ( ) Tanpa aktifitas
• Suara nafas : ( ) Vesikuler / normal ( ) Bronkovesikuler
( ) Ronkhi ( ) Wheezing
• Menggunakan otot – otot bantu pernafasan : ( ) Ya ( ) Tidak
• Lain – lain : ………………………………………………………..

3. Sirkulasi jantung
• Kecepatan denyut apical : ……………..x/menit
• Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
• Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
• Sakit dada : ( ) Ya ( ) Tidak
• Timbul : ( ) Saat beraktifitas ( ) Tanpa aktifitas
• Karakter : ( ) Seperti ditusuk- tusuk
( ) Seperti terbakar
( ) Seperti tertimpa benda berat.

4. Sistem Pencernaan
• Keadaan mulut
• Gigi : ( ) Carries ( ) Tidak
• Memakai gigi palsu : ( ) Ya ( ) Tidak
• Lainnya : ……………………………………….

5. Sistem Uro Genital :
• BAK
- Pola rutin : ………….x/hari ( ) Terkontrol ( ) Tidak terkontrol
- Jumlah : …………cc/24jam
- Warna : ( ) Kuning Jernih ( ) Kuning kecoklatan
( ) Merah ( ) Putih
- Lainnya : ……………………………………………………………….

6. Sistem Integumen/ Muskuloskeletal
• Turgor kulit : ( ) Elastis ( ) Sedang ( ) Buruk
• Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis ( ) Kemerahan
• Kontraktur pada persendian ekstremitas : ( ) Ya ( ) Tidak
• Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya ( ) Tidak
• Lainnya : ………………………………………………………………...

7. Dada dan Axilla
• Mammae : membesar ( ) Ya ( ) Tidak
• Areolla mammae : ……………………..
• Papila mammae : Menonjol ( ) Datar ( ) Kedalam ( )
• Colostrum : Keluar ( ) Ya ( ) Belum

PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN & GENITAL
ANTENATAL & INTRANATAL POSNATAL
a) Inspeksi
• Membesar : ya/tidak
• Arah : ………………..
• Linea : Alba/Negra
• Striae : Albicans/Lividae
• Luka bekas operasi :
( ) Ya ( ) Tidak

b) Palpasi
• Leopold I :
TFU:………………….
.berisi………………
• Leopod II ……………….
• Leopold III : …………….
• Leopold IV : Tangan konvergen/sejajar/divergen
• Osborn Test : ………………………..
• TBJ :………………….
• Kontraksi :……………

c) Auskultasi :
DJJ :……………. ……….

Data Tambahan :
………………………………………………..
………………………………………………..
……………………………………………….
……………………………………………… d) Inspeksi
• Mengecil : ya/tidak
• Arah : ………………..
• Linea : Alba/Negra
• Striae : Albicans/Lividae
• Luka bekas operasi :
( ) Ya ( ) Tidak

PERINEUM
• Utuh / laserasi Ya ./ Tidak
• Episiotomi : Ya / Tidak
Jenis episiotomi :
( ) Medialis
( ) Lateralis
( ) Mediolateralis
• Ruptur : Ya / Tidak
• Tanda – tanda infeksi : …………………
• Lokhea : ………………………………..
Warna :……………….………………..
Banyaknya : …………………………...
Bau : …………………………………..
Oedem / Hematom : …………………..

I. PALPASI
• TFU:………………….

• Kontraksi :……………
• Kondisi vesika urinaria
Distensi : Ya / Tidak

E. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium :……………………………………………………………………
2. USG :……………………………………………………………………………..
3. Rontgen : …………………………………………………………………………
4. Terapi yang didapat ………………………………………………………………


F. DATA TAMBAHAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………



Surabaya, …………………………………….
Pemeriksa



(……………………………….……..)

ANALISA DATA



NO DATA ETIOLOGI MASALAH PARAF





















































RENCANA KEPERAWATAN


Nama Klien :………………No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : ………


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA INTERVENSI RASIONAL




















































IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Nama Klien :………………No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : ………


NO
DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
( SOAP )

























































PENILAIAN PROSEDUR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa :
N. I. M :
Prosedur Keperawatan :
Hari / Tanggal / Semester :

No. ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN DALAM ANGKA
1 2 3 4
1.


2.


3.

4.


5.

6.

7.

8.

9.


10. Jenis alat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan.

Kualitas alat(sterilitas,aseptik,kebersihsn sesusi dengan kebutuhan).

Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya.

Langkah tindakan sesuai dengan urutan yang benar.

Langkah tindakan sesuai dengan prinsip.

Langkah tindakan dilakukan secara efisien.

Langkah tindakan dilakukan secara efektif.

Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang baru dilakukan.

Pendokumentasian tindakan keperawatan dengan benar.

Komunikasi.
NILAI : Surabaya, …………………
Pembimbing