text generator

Selasa, 08 Februari 2011

sistem Respirasi

Sistem respirasi

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

sistem pernapasan pada manusia

Sistem Pernapasan pada Manusia

Kamu tentu telah mengetahui bahwa salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Tahukah kamu apakah fungsi bernapas? Fungsi bernapas adalah memasukkan oksigen dari udara yang akan digunakan untuk mengoksidasi makanan serta mengeluarkan sisa hasil oksidasi, yaitu karbon dioksida. Proses bernapas disebut juga proses respirasi. Proses bernapas akan berlangsung jika ditunjang oleh alatalat pernapasan. Untuk itu, kali ini akan dibahas mengenai pernapasan, organ-organ pernapasan, serta beberapa gangguan yang berhubungan dengan sistem pernapasan.
A. Organ-Organ Pernapasan
Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Pada proses ini terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara tubuh dan lingkungan. Sebelum membahas sistem pernapasan lebih jauh, akan dijelaskan dahulu beberapa organ yang berperan dalam sistem pernapasan. Kamu tentunya telah mengetahui organ apa saja yang berperan dalam proses pernapasan. Bisakah kamu menyebutkannya secara berurutan mulai dari bagian paling luar? Agar kamu lebih paham, pelajarilah uraian berikut.
1. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia menghirup udara melalui hidung. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Gas-gas tersebut ikut terhirup, namun hanya oksigen saja yang dapat berikatan dengan darah. Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan.
2. Tenggorokan
Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan. Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal tengorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan cabang batang tenggorokan (bronkus).

a. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Setelah melewati hidung, udara masuk menuju pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang tenggorokan (trakea). Pada batang tenggorokan ini terdapat suatu katup epiglotis. Katup ini bekerja dengan cara membuka jika bernapas atau berbicara dan menutup pada saat menelan makanan. Adanya katup tersebut, udara akan masuk ke paru-paru dan makanan akan menuju lambung. Kita jangan makan sambil berbicara, hal tersebut dapat mengakibatkan makanan masuk ke paru-paru dan tenggorokan. Oleh karenanya, hindarilah makan sambil berbicara. Pada laring, di bawah epiglotis, terdapat pita suara. Ketika udara melewati pita suara, pita suara akan bergetar dan menghasilkan suara. Hal ini terjadi ketika kamu berbicara.
b. Batang Tenggorokan (Trakea)
Batang tenggorokan tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan terletak di depan kerongkongan. Batang tenggorokan memanjang dari leher ke rongga dada atas. Di dalam rongga dada, batang tenggorokan ini bercabang dua. Setiap cabangnya masuk menuju paru-paru kanan dan paruparu kiri.
c. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Cabang batang tenggorokan (bronkus) merupakan cabang dari trakea. Bronkus terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru kanan dan menuju paru-paru kiri. Bronkus bercabang lagi menuju bronkiolus. Masing-masing cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paru atau alveolus. Alveolus merupakan tempat terjadinya difusi oksigen ke dalam darah. Oleh karena itu, dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah.
3. Paru-paru
Tahukah kamu di mana letak paru-paru? Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Antara rongga dada dan rongga perut terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini bukan sekedar pembatas, tetapi berperan juga dalam proses pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi paru-paru kanan dan paruparu kiri. Paru-paru pada dasarnya merupakan cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya bergelembung. Gelembunggelembung tersebut disebut alveoli (tunggal: alveolus). Dalam alveoli inilah sesungguhnya terjadi pertukaran gas-gas. Paru-paru kanan terdiri atas tiga belahan sedangkan paru-paru kiri hanya dua belahan. Paru-paru kanan lebih besar dibandingkan yang kiri. Agar lebih jelas, perhatikan olehmu gambar penampang sistem pernapasan manusia berikut ini.

B. Proses Pernapasan
Bagaimanakah manusia bernapas? Cobalah kamu tarik napas perlahan-lahan dan rasakan apa yang terjadi. Saat kamu bernapas, kamu menghirup udara melalui hidung. Udara yang kamu hirup mengandung oksigen dan juga gasgas lain. Dari hidung, udara terus masuk ke tenggorokan, kemudian ke dalam paru-paru. Akhirnya, udara akan mengalir sampai ke alveoli yang merupakan ujung dari saluran. Oksigen yang terkandung dalam alveolus bertukar dengan karbon dioksida yang terkandung dalam darah yang ada di pembuluh darah alveolus melalui proses difusi. Dalam darah, oksigen diikat oleh hemoglobin. Selanjutnya darah yang telah mengandung oksigen mengalir ke seluruh tubuh. Tahukah kamu untuk apa darah mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh? Oksigen diperlukan untuk proses respirasi sel-sel tubuh. Gas karbon dioksida yang dihasilkan selama proses respirasi sel tubuh akan ditukar dengan oksigen. Selanjutnya, darah mengangkut karbon dioksida untuk dikembalikan ke alveolus paru-paru dan akan dikeluarkan ke udara melalui hidung saat kamu mengeluarkan napas.

Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat kamu mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, hal yang perlu kamu ingat, bahwa udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih kecil.
1. Jenis Pernapasan Berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.
a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk terangkat dan akibatnya volume rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada ini membuat tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru mengembang, tekanan udara di luar lebih besar daripada di dalam paruparu, akibatnya udara masuk. Sebaliknya, saat otot antartulang rusuk berelaksasi, tulang rusuk turun. Akibatnya, volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada keadaan ini paru-paru mengempis sehingga udara keluar.

b. Pernapasan Perut
Pernapasan ini terjadi karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, rongga dada akan membesar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara akan masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula. Saat itu, rongga dada akan menyempit, mendorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya, udara dari paru-paru akan keluar.

2. Kapasitas Paru-paru
Udara yang masuk dan keluar saat berlangsungnya proses pernapasan biasa dinamakan udara pernapasan atau volume udara tidal. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 mL. Jika kamu menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 mL. Udara ini dinamakan udara komplementer. Jika kamu mengembuskan napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 mL. Udara ini dinamakan udara suplementer. Meskipun kamu telah mengeluarkan napas sekuatkuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Sekarang, kamu dapat menghitung kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital paru-paru adalah jumlah dari volume udara tidal, volume udara komplementer, dan volume udara suplementer. Selain itu, kamu juga dapat menghitung kapasitas total paru-paru yang merupakan jumlah dari kapasitas vital paru-paru dan udara residu. Selain menghirup udara melalui hidung, kamu juga dapat menghirup udara melalui mulut. Menurutmu, manakah cara yang lebih baik? Bernapas dengan hidung tentu lebih sehat dibandingkan menggunakan mulut. Udara yang masuk melalui hidung, disaring terlebih dahulu oleh rambut-rambut yang terdapat di dalam hidung sehingga udara tersebut lebih bersih. Kamu ingat bahwa dalam rongga hidung terdapat rambutrambut dan selaput lendir untuk menyaring udara yang masuk.
C. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya berupa kelainan atau penyakit. Penyakit atau kelainan yang menyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkan terganggunya proses pernapasan.
Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan manusia. 1. Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara. 2. Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin. 3. Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru. 4. Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah. 5. Bronkhitis, merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas. 6. Influenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.

Saya Senang Jika Kawan Blogger Meninggalkan Komentar Di Bawah Ini

Saya Senang Jika Kawan Blogger Meninggalkan Komentar Di Bawah Ini

Jumat, 04 Februari 2011



Nama : Agus Rianto
Prodi : S1 Keperawatan



Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan
Pokok bahasan
Adapun pokok bahasan dalam satuan acara penyuluhan kesehatan kali ini adalah tentang Penyakit Kusta.

Sasaran dan Target
Adapun sasaran dari penyuluhan ini adalah Masyarakat Desa Wilangan, Nganjuk.

Waktu Pelaksanaan
Adapun penyuluhan ini berlangsung selama 1,5 jam pada,
Hari : Minggu, 7 Januari 2011
Waktu : 09:00 – 10:30 WIB

Tempat
Adapun penyuluhan ini bertempat di halaman Puskesmas Desa Wilangan.


Rumusan Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit kusta meliputi pengertian, gejala, cara penularannya, pegobatannya, dan pencegahannya.


2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini masyarakat diharapkan mampu :
1. Mendifinisika penyakit kusta
2. Menyebutkan gejala-gejala kusta
3. Menjelaskan cara penularan penyakit kusta
4. Menjelaskan cara pengobatan penyakit kusta
5. Menjelaskan cara-cara pencegahan penyakit kusta

Metode Penyuluhan
Adapun metode yang digunakan pada penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab.

Garis Besar Materi
1. Pengertian penyakit kusta
2. Gejala atau tanda-tanda penyakit kusta
3. Cara penularan penyakit kusta
4. Pengobatan penyakit kusta
5. Pencegahan dari penyakit kusta

Alat bantu penyuluhan
 Poster
 Flip chart
 Cerita bergambar

Setting Tempat
Penyuluh dan masyarakat saling berhadapan.

Pengorganisasian
1. Pendahuluan
2. Penyampaian materi
3. penutup

Kriteria Evaluasi
Menanyakan pada masyarakat penyuluhan tentang :
• Pengertian penyakit kusta
• Gejala atau tanda-tanda penyakit kusta
• Cara penularan penyakit kusta
• Pengobatan penyakit kusta
• Pencegahan dari penyakit kusta


Proses Pelaksanaan
No. Kegiatan Respon Masyarakat Waktu
1 Pendahuluan
1. Penyampaian salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan topik penyuluhan
4. Menjelaskan tujuan
Membalas salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
15 menit
2 Penyampaian materi
a. Materi
• Pengertian penyakit kusta
• Gejala atau tanda-tanda penyakit kusta
• Cara penularan penyakit kusta
• Pengobatan penyakit kusta
• Penceghan dari penyakit kusta
• Memperlihatkan dan menjelaskan poster, pamflet, dan cerita bergambar tentang penyakit kusta
b. Kesempatan bertanya oleh masyarakat pada penyuluh
c. Menjawab pertanyaan masyarakat

Memperhatikan dan mencermati penjelasan penyuluh








Menanggapi dan bertanya
Memperhatikan dan menaggapi
60 menit





3 Penutup
1. Penyuluh mengevaluasi materi pada masyarakat dengan beberapa pertanyaan
2. Menyimpulkan hasil penyuluhan
3. Mengakhiri dengan salam
Menjawab pertanyaan


Memperhatikan
Membalas salam
15 menit

Materi Penyuluhan
A. Pengertian
Kusta atau lepra disebut juga penyakit Morbus Hansen. Merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabakan oleh bakteri atau kuman Mycrobacterium leprae. Penyakit Kusta menyerang kulit dan syaraf tepi seseorang yang menyebabkan syaraf tepi orang tersebut mati rasa, gangguan pada kulit, kelumpuhan pada tungkai dan kaki, menyerang sistem pernapasan atas, kerusakan mata, dan membran selaput lendir.
Bakteri Mycrobakterium leprae adalah jenis kuman anaerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan tahan asam. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit, muccus membran, dan saluran nafas.

Terdapat tiga macam jenis kusta yakni :
• Kusta tuberkuloid atau Tuberculoid Leprosy (TT)
Merupakan jenis kusta yang tidak menular karena kelainan kulitnya mengandung sedikit kuman, membentuk radang granuloma tuberkel tanpa nekrosis perkejuan yang menyebabkan kulit berwarna pucat dan mati rasa.Bentuk kusta tuberkoloid mempunyai kelainan pada jaringan syaraf sehingga mengakibatkan cacat pada tubuh.

• Kusta lepromatosa atauLepromatous Leprosy (LL)
Jenis kusta satu ini adalah jenis kusta yang menular sebab dalam kulit yang terjejas mengandung banyak kuman. Kusta lepromatosa memiliki ciri kelainan kulit yang menyebar secara simetris di seluruh tubuh, berhubungan dengan lesi, nodul atau plak, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung atau kongesti nasal dan epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.
• Kusta multibasiler
Kusta multibasiler merupakan penyakit kusta dengan tingkat keparahan yang sedang dan tipe kusta yang sering ditemukan. Kusata ini bercirikan dengan adanya lesi (bercak atau luka) kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid tapi jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan. Bagian lesi yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa ataupun menjadi kusta tuberkuloid.

B. Gejala- gejala penyakit kusta
Timbulnya gejala penyakit yang dirasakan penderita dikarenakan telah terjadinya perkembangbiakan bakteri kusta terhadap sistem imun tubuh penderita sehingga merangsang tubuh untuk melakukan perlawanan.
Ada tiga jenis kusta maka tanda-tanda atau gejala yang ditimbulkannya pun berbeda-beda yakni sebagai berikut :
Kusta tuberkoloid : - Hipopigmentasi kulit
- Beberapa bagian tubuh mengalami anestesi atau mati rasa
- Bercak-bercak seperti panu pada permukaan kulit secara simetris dan menyebar serta kering
- Resistensi yang tinggi

Kusta lepromatosis : - Terdapat plak dan nodul pada tubuh
- Dermis (permukaan kulit) mengering
- Hidung berdarah (epistaksis)
- Terjadi kerusakan pada sekat dan tulang hidung

Kusta multibasiler : - Pada permukaan kulit terdapat bercak-bercak seperti panu (lesi) yang sangat banyak dan tidak beraturan
-Kehilangan rasa rangsang


Adapun tanda-tanda atau gejala kusta secara umum adalah sebagai berikut :
1. Adanya bercak tipis seperti panu (lesi) pada tubuh
2. Pada awalnya bercak putih ini hanya sedikit tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.
3. Bercak putih ini tidak menimbulkan gatal dan rasa sakit.
4. Kepekaan pun berkurang pada daerah yang terdapat bercaj putih ini.
5. Lemah dan mengalami kelainan bentuk pada tangan dan kaki.
6. Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus.
7. Kelenjar keringat kurang bekerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
8. Adanya bintil-bintil kemerahan (nodul) yarig tersebar pada kulit
9. Alis rambut rontok
10. Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa), selain itu terjadi juga kerusakan pada sekat dan tulang hidung.
11. Tubuh panas atau suhu tubuh menurun sampai derajat yang rendah hingga menggigil.
12. Anoreksia.
13. Nausea, kadang-kadang disertai vomitus.
14. Cephalgia.
15. Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis, dan Pleuritis.
16. Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis, dan hepatospleenomegali.
17. Neuritis.


C. Cara penularan penyakit kusta
Masih belum bisa dipastikan cara dan bagaimana cara penyakit kusta dapat diderita oleh seseorang. Namun, dari beberapa penelitian dan dugaan penyakit kusta menyebar bisa melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita kusta menular seperti kusta lepromatosis dan kusta multibasiler.
Kusta dapat menyeber melalui udara sebab menurut penelitian yang dilakukan Pedley bahwa sebagian pasien lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri atau basil di sekret hidung mereka. Sedangkan dalam penelitian Davey dan Rees mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per hari. Sekret hidung yang keluar dari hidung penderita kusta ini mengandung basil kusta. Basil kusta ini masih dapat hidup selama 2 – 7 x 24 jam setelah dikeluarkan dari hidung penderita dan mengering oleh udara luar.
Kusta yang menular dengan kontak langsung pada penderita dikarenakan adanya penjalaran bakteri Mycrobacterium Leprae dari kulit penderita pada orang sehat ketika kulit mereka bersentuhan secara langsung. Telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adanya sejumlah organisme di dermis kulit. Diduga pula bakteri ini dapat berpindah ke kulit oarang yang sehat melalui kontak dengan keringat si penderita.
Perlu diketahiu selain penularan kusta dengan cara di atas bahwa sistem imun tubuh manusia juga turut mempengaruhi apakah seseorang akan terinfeksi penyakit kusta atau tidak setelah ia kontak atau berada di lingkungan orang dengan penyakit kusta. Sebab menurut penelitian, dalam sebuah keluarga bisa saja antar anggota keluarga menderita penyakit kusta yang berbeda jinisnya, bahkan ada anggota keluarga yang tidak mengidap sama sekali padahal anggota kelurga lainnya menderita penyakit kusta. Menurut Ress (1975) dapat ditarik kesimpulan bahwa penularan dan
perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah atau
keganasan Mycrobacterium Leprae dan daya tahan tubuh penderita. Disamping itu
faktor-faktor yang berperan dalam penularan ini adalah :
• Usia : Anak-anak lebih peka dari pada orang dewasa
• Jenis kelamin : Laki-laki lebih banyak dijangkiti
• Ras : Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti
• Kesadaran sosial :Umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah
• Lingkungan : Fisik, biologi, sosial, yang kurang sehat

Untuk masa inkubasi kusta sendiri dilaporkan bisa selama 30 tahun. Hal ini dilaporkan berdasarkan pengamatan terhadap tentara veteran yang dulunya pernah terekspos di daerah endemik kusta tapi kemudian berpindah ke daerah yang non endemik. Meski demikian, penyakit kusta secara umum memiliki masa inkubasi rata-rata antara 3 – 5 tahun.

D. Pengobatan
Obat-obat yang dapat digunakan untuk penyakit kusta:
1. Rifampicin :Dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri. Dosis 600mg.
2. Diaminodiphenylsulfone :Mencegah resistansi bakteri terhadap obat (Dapsone) (dikombinasikan dengan obat lain).
3. Clofazimine (CLF) :Menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium Leprae dengan berikatan pada DNA bakteri
4. Ofloxacin :Synthetic Fluoroquinolone, beraksi menyerupai penghambat bacterial DNA gyrase.
5. Minocycline :Semisynthetic Tetracycline, menghambat sintesisprotein pada bakteri




Berbagi macam terapi pengobatan penyakit kusta antara lain :
1. Pada awalnya hanya digunakan satu obat dapson untuk pengobatan penyakit kusta, pengobatan ini disebut juga pengobatan monoterapi tapi kemudian hal ini menyebabkan bakteri kusta menjadi kebal sehingga pemakaian dihentikan.
2. Untuk pengobatan penyakit kusta dapat juga digunakan metode kombinasi antara obat dopson, rifamfisin, dan klofazimin. Pengobatan dengan multi obat ini cukup berhasil hanya saja diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari penderita untuk terus-menerus meminumnya. Pengobatan multiobat ini disebut juga MULTI DRUGS TREATMENT (MDT). Cara pengobatan penyakit kusta adalah dengan pengobatan rutin setiap harinya :
 Untuk tipe kusta tuberkoloid membutuhkan pengobatan 6 bulan dengan terapi dopson dan rifamfisin.
 Untuk tipe kusta multibasiler dan lepromatosis membutuhkan pengobatan selama 24 bulan dengan terapi dopson, rifamfisin, dan klofazimin.
3. Disarankan juga penderita kusta untuk mengkonsumsi Lamprin, Prednison, Sulfat Feros dan Retinol (Vitamin A) bagi menyehatkan kusta dengan kulit yang bersisik.
Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Jadi faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah. Kebanyakan penderita kusta mengalami kecacatan disebabkan keterlambatan orang tersebut untuk meminum obat atau meminum obat itu dengan tidak sempurna atau pengobatannya tidak tuntas, jika penderita meminum obat dengan cepat maka kecacatan akibat saraf tepi yang mati tadi dapat di cegah atau dihindari.
Saat ini obat kusta sudah gratis dan bisa didapatkan di puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah. Obat ini merupakan bantuan dari organisasi kesehatan dunia.
E. Pencegahan
1. Mencegah kontak dengan kulit penderita
2. Melakukan vaksinasi
3. Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat
4. Meningkatkan kebersihan pribadi
5. Diagnosis dan pengobatan yang segera
6. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab.
7. Tidak memakai air kotor untuk mandi
8. Tidak memakai pakaian–pakaian bekas yang tidak jelas asalnnya (baju-baju bekas di pasar bekas seperti Pasar Tungging di Banjarmasin)
9. Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan