BAB IV
ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA
Tanggal
dirawat : 02-12-2013
Tanggal
pengkajian : 02-12-2013
Ruang rawat :
Camar
I.
IDENTITAS KLIEN
Nama : Sdr. I
Umur : 20 th
Alamat : dsn. Kanor, Tuban
Pendidikan : SMK
Agama : islam
Status : Belum menikah
Pekerjaan : tidak kerja
Jenis kelamin : laki-laki
No. RM :
098432
Diagnosa medis : F.20.13 ( skizofrenia hebiprenik episodik berulang)
II.
Alasan masuk
a. Data
Primer
-
Pasien mengatakan tidak tahu alasan
dibawa ke RSJ dan pasien diam bila ditanya sakit apa.
b. Data
sekunder
Pasien dibawa ke RSJ
karena marah, mengancam keluarga, bicara dan tersenyum sendiri, keluarga pasien
mengatakan jika pasien sering mengurung diri dikamar, curiga dengan orang lain.
III.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR
PRESIPITASI
Pasien
sering mengurung diri di kamar karena merasa malu pada tetangga sebab tidak
kuliah dan hanya lulusan SMK sehingga pasien merasa curiga dan merasa digunjing
oleh orang lain akibatnya pasien sering marah-marah, mengancam dan membanting
benda di sekitarnya.
IV.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah
mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
YA. Keluarga pasien
mengatakan pasien pernah gangguan jiwa ± 1 tahun yang lalu dan dibawa berobat
jalan di RSUD dr. Soetomo.
2. Pengobatan
sebelumnya?
Kurang berhasil.
Keluarga pasien mengatakan bila pasien dibawa berobat jalan di RSUD dr.
Soetomo, tapi ± 9 bulan yang lalu pasien berhenti minum obat.
3. a.
Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang).
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah
mengalami penyakit fisik.
b.Pernah ada riwayat
NAPZA
keluarga pasien mengatakan pasien tidak
pernah mengonsumsi NAPZA
c.Riwayat trauma
keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah
trauma aniaya fisik, aniaya
seksual, kekerasan dalam rumah tangga, tindakan kriminal, maupun usaha
bunuh diri.
Masalah
Keperawatan: resiko tinggi kekerasan
4. pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan
keluarga pasien
mengatakan pasien tidak memiliki pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Masalah
Keperawatan: Tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
1. anggota
keluarga yang yang gangguan jiwa?
Tidak ada. Keluarga
pasien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah
Keperawatan: Tidak Ada
V.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 02-12-2013
1. Keadaan
umum
Saat baru datang di
ruang camar kesadaran pasien compos mentis, penampilan rapi dan memakai
kacamata, pasien tampak bersih, memiliki postur tubuh tidak terlalu tinggi,
rambut pendek.
2. Tanda-tanda
Vital
Tekanan darah : 110/80
mm/Hg suhu : 36°C
Nadi : 84 x/menit Respiration rate : 20x/menit
3. Ukur
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 170 cm
4. Keluhan
fisik
Pasien mengatakan tidak
ada keluhan fisik.
VI.
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Laki - Laki
Perempuan
Pasien
Tinggal
Serumah
Jelaskan :
Keluarga
pasien mengatakan pasien tinggal serumah dengan ibu dan kedua adiknya. Pasien
anak pertama dan ayahnya di surabaya. Pola asuh bebas dan jarang dikontrol.
Bila pasien ada masalah tidak bercerita pada ibu atau adiknya.
Masalah
Keperawatan: Koping keluarga tidak efektif :
ketidakmampuan
2. KONSEP
DIRI
a. Citra
tubuh
Pasien mengatakan jika ia
menyukai tubuhnya karena mirip dengan tubuh brimob.
b. Identitas
pasien mengatakan jika dirinya
adalah ikhsan dan berjenis kelamin laki-laki
c. Peran
Pasien emngatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan masyarakat seperti karang taruna.
d. Ideal
diri
Pasien mengatakan jika
imgin kuliah namun tidak kesampaian. Sehingga pasien merasa malu pada orang lain.
e. Harga
diri
Pasien mengatakan malu
karena tidak bisa kuliah sehingga pasien merasa sering digunjingkan oleh orang
lain.
Masalah
Keperawatan: Harga diri rendah situasional
3. HUBUNGAN
SOSIAL
a. Orang
yang berarti atau terdekat
Pasien mengatakan punya
teman dekat namanya supri, tapi sejak lulus SMK pasien tidak berteman
dengannya. Pasien tidak punya teman dekat di RSJ. Pasien sering terlihat diam
dan berdiri sendiri di dekat pintu.
b. Peran
serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan tidak
pernah ikut kegiatan masyarakat atau kelompok, pasien sering mengurung diri di
kamar rumahnya. Saat berada di RSJ pasien sering menyendiri dan berdiri di
depan pintu. Pasien diam dan tidak mau berkomunikasi.
c. Hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan
jarang berhubungan dengan orang lain sebab dia merasa malu tidak bisa kuliah
sehingga dia merasa sering digunjing orang lain.
Masalah
Keperawatan: Isolasi sosial
4. SPIRITUAL
a. Nilai
dan keyakinan
Pasien mengatakan bila
agamanya islam
b. Kegiatan
ibadah
Pasien mengatakan bila
sekarang tidak pernah beribadah.
VII.
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Rapi. Pasien
berpenampilan rapi saat tiba di ruang camar. Pasien berambut pendek, memakai
kaos putih kotor dan lusuh, memakai kacamata hitam. Pasien menggunakan celana
pendek.
Masalah
Keperawatan: defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Cepat dan keras.
Dibuktikan dengan pasien berbicara dengan tempo cepat dan bernada keras seperti
orang yang marah namun apa yang dibicarakan tidak sesuai realita, seperti
mengaku dirinya adalah profesor doktor dan brimob.
Masalah
Keperawatan: kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas
motorik/psikomotor
Pasien sering berdiri
di dekat pintu dan menyanyi-nyanyi.
4. Afek
dan Emosi
a. Afek
Labil. Dibuktikan
dengan pasien tiba-tiba tersenyum sendiri namun tiba-tiba langsung diam
kemudian marah.
Masalah
Keperawatan: Kerusakan komunikasi verbal
b. Emosi
Marah. Dibuktikan
dengan selama wawancara pasien berbicara tempo cepat dan keras seperti orang
marah dan pasien juga sempat mengancam dengan kata “kalau anda tidak menurut
dengan saya tempat ini akan saya bom”.
Masalah
Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
5. Interaksi
selama wawancara
Curiga. Saat wawancara
pasien terlihat curiga pada kawan bicara dibuktikan dengan kalimat “kamu itu
adalah perawat. Tahu apa tentang saya, saya adalah profesir. Kamu sekolah Cuma
jadi perawat jadi kamu tidak bakal percaya dengan gelar saya”.
Masalah
Keperawatan: Kerusakan interaksi sosial
6. Persepsi
– sensorik
Pasien tidak mengalami halusinasi dan ilusi.
Masalah
Keperawatan: tidak ada
7. Proses
Pikir
a. Arus
pikir
- Flight of idea. Dibuktikan dengan saat
ditanya lulusan apa? Pasien menjawab saya adalah jenderal brimob dan ayah saya
adalah jenderal besarnya.
Masalah
Keperawatan: gangguan proses pikir : waham
kebesaran
b. Isi
Pikir
Pikiran isolasi sosial.
Pasien mengatakan malu karena hanya lulusan SMK dan merasa digunjing oleh orang
lain. Pasien terlihat sering menyendiri dan diam di dekat pintu.
c. Bentuk
pikir
Non realistik.
Dibuktikan dengan pasien sering mengatakan jika dirinya adalah profesor doktor
dan jenderal brimob.
Masalah
Keperawatan: Gangguan proses pikir
8. Kesadaran
-
Kualitatif : GCS : E=4 V=5 M=6
Compos mentis
-
Kuantitatif: berubah. Dibuktikan dengan
saat mandi dan berganti pakaian pasien tidak malu melakukannya di depan umum.
9. Orientasi
Waktu : pasien mengatakan bila
sekarang adalah pagi hari.
Tempat : pasien mengatakan bila sekarang
berada di RSJ.
Orang : pasien tahu bila lawan bicaranya
adalah perawat.
Masalah
Keperawatan: Tidak ada
10. Memori
Gangguan daya ingat
jangka pendek (1 hari – 1 bulan). Dibuktikan dengan pasien mampu menceritakan
lauk sarapannya pagi ini. Pasien tidak tahu alasan dia dibawa ke RSJ 2 hari
yang lalu. Tapi mengaku kalau ke RSJ ada kunjungan kerja.
Masalah
Keperawatan: gangguan proses pikir : waham
kebesaran
11. Tingkat
konsentrasi dan berhitung
Mampu berhitung secara
sederhana. Dibuktikan dengan pasien bisa berhitung secara sederhana, dibuktikan
dengan pasien mampu menjawab 1+1=2, 2+2=4, 2x2=4, 10:2= 5.
12. Gangguan
penilaian
Pasien mampu menilai
secara sederhana ditandai dengan pasien menjawab mandi dulu baru makan.
13. Daya
tilik diri
Mengingkari penyakit
yang diderita. Dibuktikan dengan pasien menyangkal bila dikatakan sakit jiwa,
pasien mengatakan di RSJ karena ada kunjungan kerja.
Masalah
Keperawatan: gangguan proses pikir
VIII. KEBUTUHAN
PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Bantuan minimal.
Dibuktikan dengan pasien mau makan bila diingatkan. Porsi makan pasien habis.
Pasien mengatakan lauk sarapan adalah telur.
2. BAB/BAK
Bantuan minimal. Pasien
mampu BAB/BAK secara mandiri.
3. Mandi
Bantuan mnimal. Pasien
mampu mandi sendiri bila diingatkan waktunya mandi pasien mengatakan sudah
mandi.
Masalah
Keperawatan: defisit perawatan diri
4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu berpakaian
sendiri tanpa disuruh.
5. Istirahat
dan tidur
Tidur siang, lama : 14.00 s/d 15.00 WIB
Tidur malam, lama : 21.00 s/d 05.00 WIB
Bila
sedang tidak tidur pasien biasanya berdiri di dekat pintu sambil ngomong
sendiri.
6. Penggunaan
obat
Bantuan minimal. Pasien
mampu dan mau minum obat secara teratur asal diingatkan dan obat diberikan.
7. Pemeliharaan
kesehatan
Keluarga pasien
mengatakan bila sering membiarkan pasien tidak minum obat ketika dirumah tapi
mereka sering mengawasi kegiatannya.
8. Aktivitas
dalam rumah
Ketika di rumah menurut
keluarga ± 1 minggu pasien sering mengurung diri di kamar.
9. Aktivitas
di dalam rumah
Saat di rumah menurut
keluarga pasien sering mengurung diri di dalam rumah.
IX.
MEKANISME KOPING
Maladaptif =˃ merokok
Dibuktikan dengan keluarga
pasien mengatakan bila pasien sering
merokok bila sedang ada masalah.
Masalah
Keperawatan: koping individu tidak efektif
X.
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
-
Masalah dengan dukungan kelompok
spesifiknya pasien mengatakan tidak mendapat dukungan dari kelompok, seperti
dukungan agar dia menjadi brimob.
-
Masalah berhubungan dengan lingkungan:
pasien mengatakan bahwa tetangganya sering menggunjing dia, sehingga dia jarang
berhubungan dengan lingkungannya.
-
Masalah dengan pendidikan : pasien
mengatakan jika dia lulus SMK. Keluarga pasien mengatakan bila pasien ingin
kuliah tapi keluarga tidak mampu membiayai.
-
Masalah dengan pekerjaan : pasien
mengatakan bila ± 1 tahun pasien tidak bekerja.
-
Masalah dengan perumahan : pasien
mengatakan jika dia nyaman tinggal di rumahnya.
-
Masalah dengan ekonomi : pasien
mengatakan bila tidak ada masalah dibidang ekonomi.
-
Masalah dengan pelayanan kesehatan :
keluarga pasien mengatakan bila dulu pasien pernah rawat jalan di RSUD dr.
Soetomo namun pasien putus minum obat.
-
XI.
PENGETAHUAN TENTANG
-
Penyakit jiwa dan obat-obatan
Dibuktikan dengan
pasien tidak tahu skit apa dan terapi obat apa yang dia dapat.
Masalah
Keperawatan: kurang pengetahuan
XII.
ASPEK MEDIS
Diagnosa medik:
-
Axis I :
F.20.13, Skozofrenia hebiprenik episodik berulang
-
Axis II :
C.K tertutup
-
Axis III : tidak ditemukan
-
Axis IV :
ketidakpatuhan dalam pengobatan
-
Axis V :
GRF scale 31-20
Terapi
medik :
-
Trihexyphenydil 2 mg 1-0-1
-
Diazepam 5 mg 0-0-1/2
-
Halloperidol 5 mg 1-0-1
XIII. ANALISA
DATA
No
|
Data
|
Masalah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Data Subyektif
-
Pasien mengatakan jika pasien
sering mengurung diri dikamar
-
Pasien mengatakan tidak punya
teman dekat di RSJ
-
Pasien mengatakan jarang
berhubungan dengan orang lain sebab dia merasa malu tidak bisa kuliah
-
Pasien mengatakan tidak pernah
ikut kegiatan masyarakat atau kelompok
Data
Obyektif
-
Pasien diam dan tidak mau
berkomunikasi.
-
Pasien sering terlihat diam
-
berdiri sendiri di dekat pintu
-
Pasien suka menyendiri
Data Subyektif
-
Pasien dibawa ke RS karena sering
marah-marah, mengancam dan membanting benda di sekitarnya
Data
Obyektif
-
Afek labil
-
Pasien Curiga
-
Pasien Marah
-
Mengancam
Data
Subyektif
-
Pasien mengatakan jika ingin
kuliah namun tidak kesampaian, sehingga pasien merasa malu pada orang lain
Data Obyektif
-
Pasien suka menyendiri
-
Kontak mata kurang
Data
Subyektif
-
pasien sering mengatakan jika
dirinya adalah profesor doktor dan jenderal brimob.
Data
Obyektif
-
Fligt of Ideas
Data
Subyektif
-
Pola asuh bebas dan jarang
dikontrol
-
Pasien mengatakan Bila pasien ada
masalah tidak bercerita pada ibu atau adiknya.
Data
Obyektif
-
Koping mengarah ke mal adaptif
Data
Subyektif
-
pasien berbicara dengan tempo
cepat dan bernada keras seperti orang yang marah namun apa yang dibicarakan
tidak sesuai realita, seperti mengaku dirinya adalah profesor doktor dan
brimob
Data
Obyektif
-
Labil
Data
Subyektif
-
Pasien memakai kaos putih kotor dan lusuh saat
datang
Data
Obyektif
-
Saat Pasien diingatkan waktunya mandi pasien
mengatakan sudah mandi.
Data
Subyektif
-
Pasien mengatakan tidak tahu
sakit apa dan terapi obat yang ia dapat
Data
Obyektif
-
Pasien kambuh
|
Isolasi sosial
Resiko Perilaku
Kekerasan
Harga Diri Rendah
Gangguan Proses Pikir
: Waham Kebesaran
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Kerusakan komunikasi
Verbal
Defisit perawatan
diri
Kurang pengetahuan
|
XIV. DAFTAR
MASALAH
1. Isolasi
sosial
2. Resiko
perilaku kekerasan
3. Harga
Diri Rendah
4. Gangguan
proses pikir : waham kebesaran
5. Koping
keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
6. Kerusakan
komunikasi verbal
7. Defisit
perawatan diri
8. Kurang
pengetahuan
XV.
POHON MASALAH
Kerusakan komunikasi verbal
Gangguan Proses Pikir : Waham Kebesaran
( effect )
DPD Isolasi sosial ( core problem) Resiko Perilaku
Kekerasan
-
Harga
Diri Rendah ( cause) Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Kurang pengetahuan
XVI. PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi
sosial
2. Resiko
Perilaku Kekerasan
3.
Harga Diri Rendah
Nama : Sdr “ I “ PERENCANAAN
No Register : 038775
Tanggal
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria Standart
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
|
1.
|
Isolasi Sosial
|
TUM
Klien dapat berinteraksi dengan
orang lain.
TUK 1
Klien dapat membina hubungan
saling percaya.
TUK 2
Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
TUK 3
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan tidak berhubungan dengan orang lain
TUK 4
Kliien
dapat malaksanakan hubungan sosial secara bertahap
TUK 5
Klien
mampu mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
TUK 6
Klien
mendapatkan dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
TUK 7
Klien
dapat memanfaatkan obat dengan baik
|
Setelah 2x pertemuan klien dapat menerima kehadiran perawat.
Klien dapat mengungkapkan perasaan dan keberadaannya saat ini secara verbal.
-
Klien menjawab salam.
-
Ada kontak mata.
-
Klien mau berjabat tangan.
-
Klien mau berkenalan.
-
Klien mau menjawab pertanyaan.
-
Klien mau duduk dengan perawat
Setelah 3x interaksi klien dapat
menyebutkan minimal atau penyebab menarik diri dari:
-
Diri sendiri
-
Orang lain
-
Lingkungan
Setelah 2 x interaksi
klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya:
-
Banyak teman
-
Tidak kesepian
-
Bisa diskusi
-
Saling menolong
Setelah 2 x berinteraksi
klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,misalnya
:
-
Sendiri
-
Tidak punya teman
-
Kesepian tidak ada teman ngobrol
Setelah 2x interaksi klien
dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan :
1. Klien – Perawat
2. Klien – Perawat – Perawat lain
3. Klien
– Perawat – Perawat lain – klien lain
4. Klien – kelompok lain
Klien
– keluarga / kelompok / masyarakat
Setelah 2x interaksi klien dapat mengungkapkan perasaan
setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
a. Diri sendiri
b. Orang lain
Kelompok
Setelah 1x pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang
:
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menarik diri
c. Penyebab dan akibat menarik diri
d. Cara merawat klien menarik diri.
Setelah 1x pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien
menarik diri.
Setelah 1x interaksi klien
menyebutkan :
a. Manfaat minum obat
b. Kerugian tidak minum obat
c. Nama, Warna, Dosis, efek terapi dan efek
samping obat.
Setelah
1 x klien mendemontrasikan penggunaan obat dan menyebutkan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi dokter.
|
1.1
Bina hubungan saling percaya
a.
Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan diri dengan sopan
c.
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d.
Jelaskan tujuan pertemuan
e.
Buat kontrak interaksi yang jelas
f.
Jujur dan tepati janji
g.
Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
h.
Beri perhatian pada klien dan perhatikan kenutuhan dasar klien
2.1 Tanyakan pada klien tentang:
2.2
Kaji pengetahuan klien tentang menarik diri dan tanda tandanya
2.3
Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan
orang lain
2.4
Beri pujian pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3.1
Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan bergaul dengan orang lain
3.2
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain
3.3
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.5
Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
3.6
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang bila tidak
berhubungan dengan orang lain
3.7
Diskusikan pada klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
3.8
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4.1. Observasi perilaku klien
saat berhubungan dengan orang lain.
4.2. beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi
dengan orang lain melalui
a. Klien – Perawat
b. Klien – Perawat – Perawat lain
c. Klien
– Perawat – Perawat lain – klien lain
d. Klien – kelompok lain
e. Klien – keluarga / kelompok / masyarakat
4.3. beri
reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4.4. bantu klien
mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain
4.5 Motivasi dan
libatkan klien untuk mengikuti kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
4.6. Diskusikan
jadwal kegiatan harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
klien bersosialisasi
4.7. Beri motivasi
klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
4.8. Beri pujian
terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang
dilaksanakan.
5.1. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain / kelompok
5.2. Diskusikan dengan klien manfaat berhubungan dengan orang lain
5.3. Beri reinforcement positif atas
kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
6.1. Diskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi perilakun menarik diri.
6.2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menarik diri
c. Penyebab dan akibat menarik diri
d. Cara merawat klien menarik diri setelah ...X
pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri
6.3. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
perilaku menarik diri.
6.4 Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan.
6.6. Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
berkomunikasi dengan orang lain
6.7.
Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin bergantian mengunjungi klien.
7.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat
minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan
obat.
7.2 pantau klien saat penggunaan obat
7.3 Anjurkan klien minta sendiri obat pada
perawat agar dapat merasakan manfaatnya
7.4. Beri pujian jika klien menggunakan obat dedngan benar.
7.5. Diskusikan Akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter.
7.6.
Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter / perawat jika terjadi hal –
hal yang tidak diinginkan.
|
a.
Langkah awal menjalin hubungan
b.
Klien mengetahui nama perawat atau lawan bicara
c.
Klien akan nyaman bila dipanggil atau disapa
d.
Tujuan pertemuan jelas
e.
Kontrak yang jelas membantu klien dalam memulai membina hubungan
saling percaya pada perawat
f.
Hubungan dengan klien semakin erat
g.
Empati adalah kemampuan memasuki kehidupan orang lain agar
mempersepsikan perasaannya
h.
Perhatian perawat terhadap kebutuhan klien dapat diartikan
sebagai sikap peduli terhadap klien
2.1 Mengetahui alasan klien menarik diri
2.2 Untuk mengetahui klien dalam berinteraksi
2.3 Klien yang mempunyai pengalaman hubungan interpersonal yang
menyakitkan akan sukar menerima
2.4 Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri
3.1 Meningkatkan pengetahuan klien tentang perlunya berhubungan
dengan orang lain
3.2 Keuntungan dan kerugian menarik diri dapat menjadikan bahan
klien dalam memenuhi suatu hubungan dengan orang lain
3.3 Mengetahui tentang tingkat pemahaman klien terhadap
informasi yang telah diberikan
3.4 Reinforcement positif meningkatkan harga diri klien
3.5 Meningkatkan pengetahuan klien tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
3.6 Kegiatan yang menarik diri dapat menjadikan bahan klien
untuk mencoba memulai sesuatu berhubungan dengan orang lain
3.7 Mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang informasi yang
telah diberikan
3.8 Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien
4.1. Mengetahui tingkat pemahaman klien dalam berhubungan sosial
sehingga perlu dilatih secara bertahap dalam berhubungan dengan orang lain.
4.2. Bantu klien dalam mempertahankan hubungan interpersonal
4.3. Reinforcemen positif dapat meningkatkan harga diri klien.
4.4. dapat menjadi bahan untuk memulai suatu hubungan dengan orang
lain
4.5. TAK sosialisasi dapat meningkatakan motivasi klien untuk
berinteraksi dengan orang lain.
4.6. Jadwaal kegiatan harian
merupakan proses pembiasaan klien dalam bersosialisasi
4.7. Motivasi akan meninggalkan semangat klien untuk bersosialisasi
4.8.
Pujian dapat meningkatkan harga diri klien.
5.1. evaluasi perasaan klien setelah melaksanakan hubungan sosial
dilakukan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
5.2. Meningkatkan pengetahuan klien tentangmanfaat berhubungan
dengan orang lain
5.3.
Reinforment positif akan meningkatkan harga diri dan motivasi klien.
6.1. meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien menarik
diri
6.2. meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perilaku menarik diri
6.3. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perawatan klien
dengan perilaku menarik diri
6.4. supaya keluarga mampu merawat klien menarik diri dengan baik.
6.5.
mengevaluasi perasaan keluarga setelah mencoba cara yang telah dilatihkan.
|