text generator

Selasa, 03 April 2012

makalah personal hygine

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PERSONAL HYGIENE

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Gerontik

STIKES WARNA logo

Ganda Ardiansyah,S.Kep.Ns.

Disusun Oleh :

1. Risa Ernawati (09110087)

2. Ririn Kristika Dewi (09110086)

3. Agus Rianto (09110051)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

SATRIA BHAKTI

NGANJUK

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Gerontik Personal Hygiene” yang telah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

  1. dr.H.Nur Achmad Tjiptoprajitno.M.Sc Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.
  2. Rahayu Budi Utami,S.Kep.Ners., M.Kes, selaku ketua Progranm Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.

3. Ganda Ardiansyah,S.Kep.Ns Selaku Dosen Mata kuliah Gerontik Stikes Satria Bhakti Nganjuk.

  1. Orang tua tercinta yang tiada henti memberi kasih sayang dan tidak pernah letih mendo’akan setiap langkah kami.

Pada makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu,segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan Makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta seluruh pembaca.

Nganjuk,21 Maret 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

Hardywinoto (2005) mengatakan yang dimaksud dengan kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan masa lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktor-faktor pribadi (Steven et al,2002). Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya (Siburia,2002). Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk memenuhi kebersihan diri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Personal Hygiene?

2. Apa tujuan dari Personal Hygiene?

3. Apa saja macam-macam dari Personal Hygiene?

4. Apa saja tanda dan gejala dari Personal Hygiene?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene?

6. Apa saja masalah Personal Hygiene pada lansia?

7. Apa saja dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene?

8. Bagaimana asuahan keperawatan klien dengan masalah Personal Hygiene?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi dari Personal Hygiene.

2. Untuk mengetahui tujuan dari Personal Hygiene.

3. Untuk mengetahui macam-macam dari Personal Hygiene.

4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Personal Hygiene.

5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene.

6. Untuk mengetahui masalah Personal Hygiene pada lansia.

7. Untuk mengetahui dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene.

8. Untuk mengetahui asuahan keperawatan klien dengan masalah Personal Hygiene.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

B. Tujuan Personal Hygiene

Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004):

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4. Mencegah penyakit

5. Menciptakan keindahan

6. Meningkatkan rasa percaya diri

C. Macam-macam Personal Hygiene

1. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis untuk semua usia. Pertumbuhan, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak Kusut, untuk kulit kepala harus bebas dari lesi kehilangan disebabkan karena praktik perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi. Potter dan Perri (2005), menjelaskan mengenai masalah rambut dan kulit kepala yang sering terjadi yaitu:

1. Ketombe

2. Pediculosis (kutu)

3. pediculosis capitis (kutu kepala)

4. pediculosis corporis (kutu badan)

5. pediculosis pubis (kuku kepiting)

6. kehilangan rambut (alopesia)

2. Perawatan Mata, Telinga dan Hidung

Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, telinga dan hidung secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, dan kelopak mata, dan bulu mata mencegah partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene telinga mempunyai implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan masalah. Hidung memberikan temperatur dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry, 2005).

3. Perawatan Kulit

Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan iritan lingkungan, sejalan dengan usia, kulit kehilangan layak kenyal dan kelembaban, pada kelenjar sebasea dan keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis dan serabut kolagen elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini merupakan peringatan ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan berkerut, masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam. Kulit tujuan dari membersihkan kulit dengan mandi yaitu; membersihkan kulit, stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau badan dan peningkatan rentang gerak. Tipe mandi yang terapeutik terdiri dari mandi bak mandi air panas, mandi bak air hangat, mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan Perry, 2005).

4. Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan pada saat mandi atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang timbul bukan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau memotong yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional (Potter dan Perry, 2005).

D. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

a) Fisik

Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi

b) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c) Sosial

Interaksi kurang,Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma, Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :

1. Faktor Pengetahuan

Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia

Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).

Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.

3. Faktor Ekonomi

Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

4. Faktor Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005)

6. Faktor Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005)

7. Faktor Peran Keluarga

Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

F. Masalah Personal Hygiene Pada Lansia

Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :

1. Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat oleh pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera dibaringkan tanpa bantal.

2. Kebersihan mulut : lansia yang tak mandiri perlu dibantu dalam membersihkan giginya. Jika ada gigi palsu hendaknya dibersihkan setelah habis makan dengan sikat gigi, dan untuk menghilangkan baunya maka gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi oleh pembersih mulut beberapa tetes selama 5-10 menit kemudian bilas kembali sampai bersih.

3. Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering. Karena itu sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu mendapat hair conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.

4. Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi karena luka pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar sembuh.

5. Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus dijaga agar tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Warna pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai warna yang mencolok karena ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula dipilih warna hitam, karena memberi kesan sedih.

G. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

H. Asuahan Keperawatan Klien dengan Masalah Personal Hygiene

1) Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersiahan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor pendukung maupun factor pencetus.

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas sampai bawah:

a. Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?

  1. Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
  2. Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, secret pada kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.
  3. Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.
  4. Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembapanya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
  5. Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.
  6. Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
  7. Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.
  8. Kuku tangan&kaki :Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
  9. Genetalia :Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
  10. Hygiene personal secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atu bentuk tubuh.

2) Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

a. Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene s.d gangguan kognitif, kurangnya motivasi, gangguan penglihatan.

b. Gangguan integritas kulit s.d immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri.

c. Gangguan Body Image b.d. penampilan fisik. halitosis, tidak adanya gigi.

d. Resiko tinggi infeksi b.d trauma mukosa mulut.

· Intervensi

a. Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene s.d gangguan kognitif, kurangnya motivasi, gangguan penglihatan.

1. Observasi Kesehatan kulit klien yang merupakan perlindungan bagi tubuh:

a) Cegah kulit dari iritasi dan injury

b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari

c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

2. Observasi tubuh terhadap bau yang disebabkan oleh bakteri dikulit:

a. Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari.

b. Anjurkan klien setelah mandi kulit klien dikeringkan secara hati-hati terutama diarea bawah payudara, axilla, sela paha diantara jari kaki.

c. Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi.

b. Resiko gangguan integritas kulit s.d immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri.

Intervensi

1. Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi

2. Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari gangguan integritas kulit berlebih.

3. Jika klien merasa gatal-gatal ,anjurkan klien agar tidak menggaruk secara berlebihan untuk mengurangi luka berlebih.

c. Gangguan Body Image b.d. penampilan fisik. Halitosis(Bau mulut), tidak adanya gigi.

Intervensi

1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang ganguan body image saat ini.

2. Observasi tentang kebiasaan klien saat menyikat gigi

3. Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image klien.

4. Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan semua orang akan mengalami hal tersebut.

d. Resiko tinggi infeksi b.d trauma mukosa mulut.

Intervensi

1. Anjurkan klien untuk oral hygiene:

a. Gosok gigi setelah makan

b. Irigasi diperlukan untuk cleaning mencegah pleque.

c. Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah mulut

d. Klien yg infeksi oral

- Jangan gunakan gigi palsu

- Beriobat kumur–kumur (betadine kumur)

- Gunakan liquid topikal antibiotik

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004):Meningkatkan derajat kesehatan seseorang, Memelihara kebersihan diri seseorang, Memperbaiki personal hygiene yang kurang, Mencegah penyakit, Menciptakan keindahan, Meningkatkan rasa percaya diri.

Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu : Mandi ,Kebersihan mulut, Cuci Rambut dan kulit, Kuku, Pakaian.

Maka dari itu akan timbul suatu dampak sebagai berikut:

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

http://hidayat2.com/2009/03/20/23/. Diakses tanggal 21 Maret 2012.

Pukul :12.50 WIB.

http://www.scribd.com/doc/72877456/Asuhan-Keperawatan-Lanjut-Usia.

Diakses tanggal 21 Maret 2012. Pukul:12.57 WIB.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar