text generator

Selasa, 27 Juli 2010

KONSEP DASAR INFEKSI POST PARTUM

A. Definisi
Istilah infeksi post partum mencangkup semua peradangan yang disebakan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.

B. Cara terjadinya infeksi
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
1. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina kedalam uterus. Kemungkinan yang lain bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan kedalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2. Droplet Infection.
3. Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila menyebabkan pecahnya ketuban.
4. infeksi intra partum

C. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas ialah :
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre eklamsia; juga infeksi lain, seperti pnemonia, penyakit jantung, dsb.
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3. Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan jalan lahir
4. Tertinggalnya sisa placenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

D. Gambaran klinis infeksi kala nifas dapat melalui :
1. Infeksi lokal
• Pembengkakan luka episiotomi
• Terjadi penanahan
• Perubahan warna lokal
• Pengeluaran lokhia bercampur nanah
• Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri
• Temperatur badan dapat meningkat
2. Infeksi umum
• Tampak sakit dan lemah
• Temperatur meningkat diatas 39 C
• Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat
• Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak
• Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma
• Terjadi gangguan involusi uterus
• Lokia : berbau dan bernanah serta kotor.
E. Patologi
Setelah kala III, daerah bekas insersio placenta merupakan luka dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami luka saat persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum, yang semuanya merupakan tempat masuknya kuman-kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau dapat menyebar diluar luka asalnya.

F. Jenis Infeksi
1. Infeksi Genetalia
a. Infeksi pada luka episiotomi
b. Infeksi pada vagina
c. Infeksi pada serviks yang luka

2. Infeksi sistem perkemihan
a. Infeksi yang terjadi mulai infeksi kaliks renalis sampai meatus urethra.
b. Sebagian besar adalah asimtomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil dan post partum.
c. Penyebab ISK, 85 %-90% disebabkan E. Koli dan Klebsiela Enterobakter. Jarang sekali disebabkan oleh bakteri anaerob.

3. Infeksi Payudara
a. adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama staphylococus aureus melalui luka puting susu, atau melalui peredaran darah.
b. Penanganan
• Bila terjadi mastitis pada payudara yang sakit penyusuan bayi dihentikan.
• Karena penyebab utama adalah staphylococus aureus, antibiotika jenis penisilin dengan dosis tinggi dapat membantu, sambil menunggu hasil pembiakan dan uji kepekaan air susu.
• Lokal dilakukan kompres dan pengurutan ringan dan penyokong payudara ; bila panas dan nyeri obat-obat anti panas dan anlgetika.
• Bila terjadi abses lakukanlah insisi radial sejajar dengan jalannya duktus laktiferus. Pasang pipa (drain) atau tamponade untuk mengeringkan nanah.

4. Thrombophlebitis
a. Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabang sehingga terjadi tromboflebitis.
b. Klasifikasi :
• Pelviotromboflebitis
Pelviotromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika.
• Tromboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea dan vena safena.

G. Pencegahan
1. Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi nifas, harus diusahakan memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan faktor penting; karenanya, diet yang baik harus diperhatikan. Koitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.

2. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarit-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Demikian pula semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak boleh masuk kamar bersalin; alat-alat, kain-akain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan bila perlu, indikasi serta kondisi untuk bedah kebidanan harus dipatuhi. Selanjutnya, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan tranfunsi darah harus diberikan menurut keperluan.

3. Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari-hari pertama post partum harus dijaga gar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Oleh sebab itu, semua alat atau kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.
Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin. Tipa penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas yang sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar